Teks -- Kisah Para Rasul 21:1-8 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 21:4
Full Life: Kis 21:4 - OLEH BISIKAN ROH MURID-MURID ITU MENASIHATI PAULUS SUPAYA IA JANGAN PERGI KE YERUSALEM.
Nas : Kis 21:4
"Oleh bisikan Roh" artinya "karena apa yang dikatakan Roh." Roh
Kudus tidak menghalangi Paulus pergi ke Yerusalem, karena Allah meng...
Nas : Kis 21:4
"Oleh bisikan Roh" artinya "karena apa yang dikatakan Roh." Roh Kudus tidak menghalangi Paulus pergi ke Yerusalem, karena Allah menghendaki dia pergi (lih. ayat Kis 21:14; 23:11). Namun, Allah sedang memberikan peringatan kepada Paulus bahwa banyak penderitaan menunggu dia di sana. Kemungkinan Roh mengatakan yang sama di Tirus seperti di Kaisarea (ayat Kis 21:8-14). Akan tetapi, Paulus sudah menghitung harganya dan tetap bersedia mati bagi Injil (ayat Kis 21:10-14).
Sejumlah naskah menambah: dan Mura.
Jerusalem: Kis 21:4 - oleh bisikan Roh Murid-murid (nabi-nabi) itu tidak menyampaikan kepada Paulus sebuah perintah Roh Kudus, tetapi setelah menerima penerangan Roh Kudus mengenai nasib Pa...
Murid-murid (nabi-nabi) itu tidak menyampaikan kepada Paulus sebuah perintah Roh Kudus, tetapi setelah menerima penerangan Roh Kudus mengenai nasib Paulus nanti, mereka karena kasihnya ingin mencegah Paulus dari padanya.
Ende -> Kis 21:8
Ende: Kis 21:8 - Pilipus seorang dari ketudjuh Maksudnja: dari ketudjuh diakon jang
dilantik oleh Petrus dalam Kis 6:5. Kita telah bertemu dengan Pilipus
ini dalam Kis 8:5-18 dan Kis 8:26-40.
Maksudnja: dari ketudjuh diakon jang dilantik oleh Petrus dalam Kis 6:5. Kita telah bertemu dengan Pilipus ini dalam Kis 8:5-18 dan Kis 8:26-40.
Ref. Silang FULL: Kis 21:4 - mengunjungi murid-murid // bisikan Roh · mengunjungi murid-murid: Kis 11:26; Kis 11:26
· bisikan Roh: Kis 21:11; Kis 20:23
· dan berdoa: Luk 22:41; Kis 9:40; 20:36
Ref. Silang FULL: Kis 21:7 - Dari Tirus // kepada saudara-saudara · Dari Tirus: Kis 12:20
· kepada saudara-saudara: Kis 1:16; Kis 1:16
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 21:1-7; Kis 21:8-14
Matthew Henry: Kis 21:1-7 - Perjalanan Paulus ke Kaisarea; Kedatangan Paulus di Ptolemais
Dengan hati gembira kita sudah mengikuti Rasul Paulus dalam perjalanan-perjalanannya ke berbagai bangsa bukan-Yahudi untuk memberitakan Injil, d...
- Dengan hati gembira kita sudah mengikuti Rasul Paulus dalam perjalanan-perjalanannya ke berbagai bangsa bukan-Yahudi untuk memberitakan Injil, dan sudah melihat panen besar jiwa-jiwa yang dikumpulkan kepada Kristus. Kita juga melihat di sana penganiayaan-penganiayaan yang ditanggungnya. Tetapi Tuhan tetap melepaskan dia dari semua penganiayaan itu (2Tim. 3:11). Sekarang kita akan mengikuti dia ke Yerusalem, dan di sana dia akan terbelenggu untuk selamanya. Hari-hari pelayanannya tampak berakhir sekarang, dan tidak ada yang tersisa kecuali hari-hari penderitaan, hari-hari kegelapan, karena banyaknya penderitaannya itu. Amat disayangkan bahwa seorang pekerja seperti dia sampai tersisihkan seperti itu. Namun demikianlah yang terjadi, dan kita tidak saja harus menerimanya, seperti yang dilakukan sahabat-sahabatnya waktu itu, dengan berkata, “kehendak Tuhan jadilah,” tetapi juga harus percaya, dan mempunyai alasan untuk percaya, bahwa Paulus di dalam penjara, dan di dalam tahanan, betul-betul memuliakan Allah dan melayani kepentingan Kristus, seperti halnya ketika dia ada di atas mimbar. Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Catatan tentang perjalanan Paulus dari Efesus ke Kaisarea, pelabuhan berikutnya yang menuju ke Yerusalem, tentang beberapa tempat yang dilewatinya, dan tentang mendaratnya dia di sana (ay. Kis 21:1-7).
- II. Pergumulannya dengan teman-temannya di Kaisarea, yang mati-matian menentang niatnya untuk pergi ke Yerusalem, tetapi tidak berhasil (ay. Kis 21:8-14).
- III. Perjalanan Paulus dari Kaisarea ke Yerusalem, dan sambutan orang-orang Kristen di sana terhadap dia (ay. Kis 21:15-17).
- IV. Bagaimana dia menuruti nasihat saudara-saudara di sana, yang menyarankan dia untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi, yaitu dengan membasuh diri supaya tidak tampak bahwa ia memusuhi tata cara dan upacara-upacara keagamaan Musa, seperti yang dituduhkan orang tentangnya (ay. Kis 21:18-26).
- V. Bagaimana hal itu justru berbalik menentang dia, dan orang-orang Yahudi menangkap dia di Bait Allah sebagai penjahat karena perbuatannya itu (ay. Kis 21:27-30).
- VI. Bagaimana ia nyaris babak-belur dihajar orang banyak, tetapi kemudian dibawa sebagai tahanan resmi oleh seorang kepala pasukan, yang mengizinkan dia berbicara untuk membela diri di hadapan orang banyak (ay. Kis 21:31-40). Demikianlah kita mendapati dia sebagai tahanan, dan terus seperti itu sampai akhir cerita kitab ini.
Perjalanan Paulus ke Kaisarea; Kedatangan Paulus di Ptolemais ( Kis 21:1-7)
- Kita dapat mengamati di sini,
- I. Betapa dengan susah payah Paulus harus keluar dari Efesus. Ini tersirat dalam kata-kata pertama dalam pasal ini, sesudah perpisahan yang berat itu, maksudnya, sesudah kami dijauhkan dari mereka dengan paksa. Kedua belah pihak sama-sama dipaksa dengan kekerasan. Paulus enggan meninggalkan mereka, dan mereka enggan berpisah dari dia, namun tidak ada jalan lain, maka harus terjadilah demikian. Apabila orang-orang baik dijemput maut, mereka seakan-akan dipisahkan dari teman-teman mereka di dunia bawah sini, yang berupaya keras untuk menahan mereka sekiranya itu mungkin.
- II. Bagaimana perjalanan mereka dari sana berhasil. Tanpa kesulitan apa pun, mereka langsung berlayar menuju Kos, sebuah pulau Yunani yang terkenal, lalu keesokan harinya ke Rodos, yang banyak diperbincangkan orang karena di sana ada Koloseum. Dan dari situ ke Patara, sebuah pelabuhan terkenal, jantung kota Likia (ay. Kis 21:1). Di sini mereka dengan amat lega mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia, tempat yang persis ingin mereka tuju (ay. Kis 21:2). Pemeliharaan ilahi harus diakui apabila segala sesuatunya terjadi begitu tepat seperti yang diinginkan, dan kita diuntungkan oleh hal-hal kecil yang ikut memperlancar urusan kita. Dan kita harus berkata, Allah-lah yang membuat jalan kita sempurna. Kapal yang akan menuju ke Fenisia ini (yaitu ke Tirus) mereka tumpangi. Mereka pun naik kapal itu, lalu bertolak ke Tirus. Dalam perjalanan ini, tampaklah Siprus oleh mereka, pulau asal Barnabas, dan yang diurusnya, dan karena itu Paulus tidak mengunjunginya, dan melewatkannya (ay. Kis 21:3). Lalu mereka berlayar di pantai Siria, dan pada akhirnya tiba di Tirus, tempat yang dulu terkenal di antara bangsa-bangsa, tetapi sekarang ketenarannya sudah redup. Sekalipun demikian, di situ masih ada kegiatan berdagang, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu, dan begitulah yang terjadi.
- III. Paulus berhenti di Tirus. Sekarang ia berada di pantai Israel, dan mendapati bahwa ia bisa menyelesaikan sisa perjalananya dalam waktu yang sudah dia tetapkan.
- 1. Di Tirus ia mengunjungi murid-murid, yaitu beberapa orang yang sudah memeluk Injil dan mengakui iman Kristen. Amatilah, di mana saja Paulus tiba, ia bertanya apakah ada murid-murid di situ, lalu mengunjungi mereka, dan menjalin hubungan dengan mereka. Sebab kita tahu bahwa burung-burung yang sejenis akan berkumpul bersama-sama. Ketika berada di bumi, meskipun adakalanya pergi ke pantai Tirus, Kristus tidak pernah pergi ke sana untuk memberitakan Injil. Tidak pula Ia menganggap Tirus dan Sidon pantas mendapat kesempatan-kesempatan yang diberikan kepada Khorazim dan Betsaida, meskipun Dia tahu bahwa jika Tirus dan Sidon diberi kesempatan-kesempatan itu, mereka akan memanfaatkannya dengan lebih baik (Luk. 10:13-14). Tetapi, setelah mandat Injil diperluas, Kristus diberitakan di Tirus, dan mempunyai murid-murid di sana. Dan menurut sebagian orang, inilah yang disinggung dalam nubuatan tentang Tirus itu (Yes. 23:18), labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN.
- 2. Paulus, setelah mendapati murid-murid di Tirus, tinggal di situ tujuh hari lamanya, karena mereka mendesak dia untuk tinggal bersama mereka selama dia bisa. Sebelumnya ia tinggal selama tujuh hari di Troas ( Kis 20:6), dan di sini ia tinggal berhari-hari di Tirus, untuk bisa menghabiskan satu hari Tuhan bersama-sama dengan mereka, dan dengan demikian mendapat kesempatan untuk memberitakan Injil di depan mereka semua. Sebab sudah menjadi keinginan orang-orang baik untuk berbuat baik di mana saja mereka berada. Dan di mana kita mendapati murid-murid, entah kita bisa memberi manfaat bagi mereka atau sebaliknya.
- 3. Para murid di Tirus diberi karunia-karunia yang sedemikian rupa sehingga mereka dengan Roh bisa menubuatkan masalah-masalah yang akan menimpa Paulus di Yerusalem. Sebab Roh Kudus menyatakannya dari kota ke kota ( Kis 20:23). Karena ini merupakan suatu peristiwa yang akan banyak dibicarakan apabila sudah terjadi, Allah memandangnya pantas jika peristiwa itu banyak-banyak dinubuatkan sebelumnya, supaya iman murid-murid tidak dikecewakan, melainkan diteguhkan. Dengan diberi karunia-karunia untuk melihat terlebih dahulu masalah-masalah yang akan menghadang Paulus, oleh karena kasih kepada dirinya dan kepedulian kepada jemaat, terutama jemaat-jemaat bangsa bukan-Yahudi, yang bisa mencegahnya dari masalah, mereka memohon kepadanya supaya ia jangan pergi ke Yerusalem, sebab mereka berharap bahwa ketetapan itu hanya terlaksana secara bersyarat: Jika pergi, dia akan mendapat masalah. Seperti perkiraan yang disampaikan kepada Daud bahwa warga-warga kota Kehila akan menyerahkan dia (kalau dia mendatangi mereka). Dan karena itulah mereka berkata kepadanya, oleh bisikan Roh, supaya ia jangan pergi, sebab mereka menganggap bahwa Allah akan teramat dimuliakan jika ia tetap dalam keadaan bebas. Sama sekali bukan kesalahan mereka sehingga mereka berpikiran begitu, dan oleh sebab itu mencegah dia. Tetapi mereka keliru, sebab ujian yang diterimanya justru akan membawa kemuliaan bagi Allah dan menyebarkan Injil, dan ia tahu itu. Kegigihan mereka dalam mencegah dia pergi juga membuat semakin menakjubkan tekadnya yang saleh dan sifat kepahlawanan dalam dirinya.
- 4. Murid-murid dari Tirus, meskipun tidak ada yang dipertobatkan oleh Paulus, menunjukkan penghormatan yang amat besar kepada dia, yang ketenarannya sudah banyak mereka dengar ketika ia pergi dari Tirus, bahwa ia sangat berperan besar bagi jemaat di sana. Meskipun mereka baru mengenalnya selama tujuh hari, namun, seolah-olah ia seorang yang hebat, mereka semua datang berkumpul, dengan istri dan anak-anak mereka, untuk melepas dia dengan khidmat, memohon berkatnya, dan mengantarnya sejauh laut mengizinkan kaki mereka berpijak. Perhatikanlah,
- (1) Kita tidak saja harus menghormati hamba-hamba Tuhan yang melayani kita, yang menjaga kita di dalam Tuhan, yang memperingatkan kita, dan, demi pekerjaan mereka di tengah-tengah kita, harus menjunjung mereka dalam kasih, tetapi juga, bila ada kesempatan, kita harus memperlihatkan kasih dan hormat kita kepada semua hamba Kristus yang setia, baik demi Dia yang mereka layani maupun demi pekerjaan mereka di tengah-tengah orang lain.
- (2) Khususnya kita harus menghormati orang-orang yang diberi hormat secara istimewa oleh Allah, yang secara menonjol menjadikan mereka sebagai orang-orang yang berguna pada masa hidup mereka.
- (3) Sungguh baik mendidik anak-anak untuk hormat kepada orang-orang baik dan hamba-hamba Tuhan yang baik. Di Tirus khususnya, hal ini luar biasa, dan tidak kita jumpai di tempat lain bahwa mereka membawa serta istri-istri dan anak-anak mereka untuk mengiringi Paulus, untuk menghormatinya dengan lebih lagi dan mendapat manfaat dari ajaran-ajaran dan doa-doanya. Ketika anak-anak para penyembah berhala di Betel dengan penuh amarah mengejek seorang nabi, hal itu dicatat, dan demikian pula, di sini dicatat bagaimana anak-anak dari murid-murid di Tirus dengan rasa kasih dan sayang begitu menghormati seorang rasul. Sebab, Kristus menerima seruan Hosana dari anak-anak kecil.
- (4) Kita harus pandai-pandai memanfaatkan kesempatan yang ada pada kita, dan dengan sebaik-baiknya memanfaatkan itu demi kebaikan jiwa kita. Mereka mengantar Paulus dalam perjalanan, supaya bisa lebih lama menemaninya dan mendapat lebih banyak berkat dari doa-doanya. Sebagian orang merujuk kita pada Mazmur 45:13 sebagai nubuatan atas peristiwa ini, puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian. Sebab besar kemungkinan bahwa mereka memberikan hadiah kepada Paulus sebelum berpisah, seperti yang biasa kita lakukan kepada teman-teman kita yang hendak pergi berlayar ( Kis 28:10).
- 5. Mereka berpisah dengan diiringi doa, seperti yang sudah dilakukan Paulus dan para penatua Efesus ( Kis 20:36). Dengan demikian, Paulus telah mengajar kita melalui teladan, dan juga aturan, agar kita selalu dan senantiasa berdoa tanpa henti. Di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. Paulus berdoa bagi dirinya sendiri, bagi mereka, dan bagi semua jemaat. Sama seperti ia banyak berdoa, demikian pula ia kuat berdoa. Mereka berdoa di tepi pantai, supaya perpisahan terakhir mereka dikuduskan dan dipermanis dengan doa. Orang yang hendak pergi berlayar, ketika bertolak, haruslah menyerahkan diri kepada Allah di dalam doa, dan menempatkan diri di bawah perlindungan-Nya, seperti orang yang berharap, sekalipun akan meninggalkan daratan kering, untuk mendapat tempat berpijak yang kokoh bagi iman mereka di dalam pemeliharaan dan janji Allah. Mereka berlutut di tepi pantai, meskipun mungkin itu berbatu atau kotor, dan di situ mereka berdoa. Paulus ingin supaya di mana-mana orang berdoa, dan itulah yang dilakukannya sendiri. Dan, bila menaikkan doa, ia berlutut. Kata Tuan George Herbert, berlutut tidak akan merusak kaus kaki sutra.
- 6. Akhirnya Mereka berpisah (ay. Kis 21:6): Sesudah minta diri, dengan saling berpeluk dalam kasih dan kesedihan yang teramat mendalam, kami naik ke kapal untuk pergi, dan mereka pulang ke rumah, sambil mengeluhkan perpisahan yang kerap terjadi di dunia ini. Amatilah bagaimana mereka menyikapi peristiwa ini: “Kami, yang harus menempuh perjalanan, naik ke kapal, dengan bersyukur bahwa ada kapal yang akan membawa kami.
- Dan mereka, yang tidak hendak bepergian jauh, pulang kembali ke rumah, dengan hati bersyukur bahwa mereka masih bisa pulang ke rumah.” Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-perjalananmu, dan engkau pun, hai Isakhar, atas kemah-kemahmu. Paulus meninggalkan berkatnya kepada mereka yang kembali ke rumah, dan orang-orang yang tinggal di tempat mengirimkan doa-doa mereka bagi orang-orang yang pergi berlayar.
- IV. Kedatangan mereka di Ptolemais, yang tidak jauh dari Tirus (ay. Kis 21:27): Kami tiba di Ptolemais, yang menurut sebagian orang sama dengan Ako, yang kita temukan dalam suku Asyer (Hak. 1:31). Di sana Paulus meminta izin untuk turun ke darat, untuk memberi salam kepada saudara-saudara, mencari tahu keadaan mereka, dan supaya mereka tahu bahwa ia berniat baik bagi mereka. Meskipun tidak bisa tinggal lama-lama bersama mereka, ia tidak mau melewati mereka begitu saja tanpa singgah dan memberi hormat kepada mereka. Dan ia tinggal satu hari di antara mereka, mungkin pada hari Tuhan. Lebih baik tinggal sebentar daripada tidak berkunjung sama sekali.
Matthew Henry: Kis 21:8-14 - Nubuatan Agabus; Paulus Tetap Bertekad Pergi ke Yerusalem Nubuatan Agabus; Paulus Tetap Bertekad Pergi ke Yerusalem ( Kis 21:8-14)
Di sini kita mendapati Paulus dan kawan-kawannya tiba pada akhirnya di Kai...
Nubuatan Agabus; Paulus Tetap Bertekad Pergi ke Yerusalem ( Kis 21:8-14)
- Di sini kita mendapati Paulus dan kawan-kawannya tiba pada akhirnya di Kaisarea, di mana ia berencana tinggal selama beberapa waktu, karena Kaisarea adalah tempat di mana Injil pertama-tama diberitakan kepada orang-orang bukan-Yahudi, dan Roh Kudus turun ke atas mereka (10:1, 44). Sekarang di sini kita diberi tahu,
- I. Siapa yang menjamu Paulus dan kawan-kawannya di Kaisarea. Ia jarang mempunyai kesempatan untuk pergi mengunjungi rumah orang, tetapi, di mana saja ia tiba, ada saja teman yang mengundangnya, dan menyambut dia di rumahnya. Amatilah, mereka yang sebelumnya berlayar bersama-sama sekarang berpisah ketika perjalanan selesai, menurut urusan masing-masing. “Orang yang harus mengurus barang-barang tinggal di kapal untuk membongkar muatan (ay. Kis 21:3). Yang lain, sewaktu tiba di Ptolemais, pergi mengurusi urusan mereka masing-masing. Tetapi kami yang termasuk kawan-kawan Paulus pergi ke mana ia pergi, dan tiba di Kaisarea.” Mereka yang bepergian bersama-sama di dunia ini akan berpisah pada saat kematian, dan saat itu akan tampak siapa yang termasuk kawan-kawan Paulus dan siapa yang bukan. Sekarang di Kaisarea,
- 1. Mereka dijamu oleh Filipus sang penginjil, yang kita tinggalkan di Kaisarea bertahun-tahun sebelumnya, setelah ia membaptis seorang sida-sida (8:40). Dan di situ pula kita mendapatkannya lagi sekarang.
- (1) Pada awalnya ia seorang diaken, salah satu dari tujuh orang yang dipilih untuk melayani kebutuhan makan jemaat (6:5).
- (2) Sekarang sudah lama ia menjadi penginjil, orang yang pergi berkeliling menanam dan menyirami jemaat, seperti yang dilakukan para rasul, dan memberi diri, seperti halnya mereka, untuk memberitakan firman dan berdoa. Demikianlah, karena melayani dengan baik, ia beroleh kedudukan yang baik. Dan, karena setia dalam perkara kecil, ia menerima kekuasaan atas banyak hal.
- (3) Ia mempunyai rumah di Kaisarea, yang pantas untuk menjamu Paulus dan semua kawannya, dan ia menyambut mereka dengan sangat senang hati di rumahnya. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil, dan kami tinggal di rumahnya. Demikianlah, sudah sepantasnya orang-orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan, menurut kemampuan mereka masing-masing, memberi tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut (1Ptr. 4:9).
- 2. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat (ay. Kis 21:9). Tersirat bahwa mereka bernubuat tentang masalah-masalah yang akan dijumpai Paulus di Yerusalem, seperti yang sudah dinubuatkan orang lain, dan membujuk dia supaya tidak pergi. Atau mungkin mereka menubuatkan penghiburan dan dorongan yang akan diterimanya, mengingat kesulitan-kesulitan yang ada di depannya. Inilah penggenapan lebih lanjut dari nubuatan itu (Yl. 2:28), tentang dicurahkannya Roh secara berlimpah-limpah ke atas semua manusia, sehingga anak-anak laki-laki dan perempuan mereka akan bernubuat, maksudnya, memberitahukan hal-hal yang akan datang.
- II. Sebuah nubuatan yang jelas dan penuh tentang penderitaan-penderitaan Paulus, yang disampaikan oleh seorang nabi ternama (ay. Kis 21:10-11).
- 1. Paulus dan kawan-kawannya tinggal selama beberapa hari di Kaisarea. Mungkin Kornelius tinggal di sana pada waktu itu, dan (meskipun Filipus memberi mereka tumpangan) dalam banyak hal ia bersikap baik kepada mereka, dan berhasil mengajak mereka untuk tinggal di sana. Apa yang menyebabkan Paulus tinggal begitu lama di sana, dan tidak begitu tergesa-gesa pada akhir perjalanannya ke Yerusalem, padahal ia tampak begitu tergesa-gesa pada awalnya, kita tidak tahu. Tetapi kita yakin bahwa ia tidak tinggal di sana atau di mana saja untuk bermalas-malasan. Ia senantiasa menghitung hari-hari yang dilewatinya.
- 2. Datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Inilah orang yang sebelumnya kita baca, bahwa ia datang dari Yerusalem ke Antiokhia, untuk meramalkan bahaya kelaparan yang akan menimpa seluruh dunia (11:27-28). Lihatlah bagaimana Allah membagikan pemberian-pemberiannya secara beragam. Kepada Paulus diberikan kata-kata bijak dan pengetahuan, sebagai rasul, oleh Roh, dan karunia-karunia penyembuhan. Kepada Agabus, dan kepada anak-anak perempuan Filipus, diberikan karunia bernubuat, oleh Roh yang sama, yaitu untuk menubuatkan hal-hal yang akan datang, yang betul-betul digenapi sesuai nubuatannya. Lihat 1 Korintus 12:8, 10. Jadi, apa yang merupakan karunia Roh paling unggul dalam Perjanjian Lama, yaitu menubuatkan hal-hal yang akan datang, di dalam Perjanjian Baru dilampaui oleh karunia-karunia lain, dan dianugerahkan kepada orang-orang yang tidak begitu dikenal di dalam jemaat. Tampaknya Agabus sengaja datang ke Kaisarea, untuk menemui Paulus dan memberi tahu dia tentang nubuatan ini.
- 3. Ia bernubuat bahwa Paulus akan dibelenggu di Yerusalem,
- (1) Dengan tanda, seperti yang dilakukan nabi-nabi pada zaman dulu, Yesaya ( Yesaya 20:3), Yeremia ( Yeremia 13:1; 27:2), Yehezkiel ( Yehezkiel 4:1; 12:3), dan banyak nabi lain. Agabus mengambil ikat pinggang Paulus, lalu meletakkannya, setelah melepasnya dari Paulus. Dan dengan ikat pinggang itu ia mengikat pertama-tama tangannya sendiri, dan kemudian kakinya, atau mungkin kaki dan tangannya secara bersama-sama. Ini dimaksudkan baik untuk meneguhkan nubuatan itu (bahwa hal itu sedemikian pasti akan terjadi, sehingga seolah-olah sudah terjadi) maupun untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, sebab apa yang kita lihat biasanya meninggalkan kesan yang lebih mendalam pada diri kita daripada apa yang hanya kita dengar.
- (2) Dengan menjelaskan tanda itu: Demikianlah kata Roh Kudus, Roh nubuat, beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan, sebagaimana yang sudah mereka perbuat terhadap Tuannya (Mat. 20:18-19), ia akan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain. Itu jugalah yang selama ini berusaha dilakukan orang-orang Yahudi di tempat-tempat lain, dengan menuduh dia di hadapan gubernur-gubernur Romawi. Paulus diberi peringatan yang jelas tentang masalah-masalah yang akan dijumpainya ini supaya ia bersiap-siap menghadapinya, dan apabila datang, masalah-masalah itu tidak akan membuatnya terkejut atau ngeri. Kita juga diberi tahu secara umum, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara, dan apa yang kita ketahui ini haruslah kita manfaatkan dengan cara yang sama.
- III. Teman-temannya bersikeras agar dia tidak pergi ke Yerusalem (ay. Kis 21:12). “Bukan hanya orang-orang dari tempat itu, melainkan juga kami sebagai kawan-kawan seperjalanan Paulus, dan di antaranya Lukas sendiri, yang sudah sering kali mendengar nubuatan ini, dan melihat tekad bulat Paulus kendati demikian, memohon kepada dia dengan cucuran air mata supaya ia tidak pergi ke Yerusalem, tetapi ke suatu tempat lain.” Nah,
- 1. Di sini tampak kasih sayang yang patut dipuji yang ditujukan kepada Paulus dan penghargaan tinggi kepadanya, oleh karena pelayanannya yang sangat berguna bagi jemaat. Adakalanya orang baik yang amat giat bekerja perlu dibujuk supaya tidak terlalu keras bekerja, dan orang baik yang amat berani perlu dibujuk supaya tidak membahayakan diri terlalu jauh. Tuhan untuk tubuh, dan begitu pulalah seharusnya kita.
- 2. Namun, di sini maksud baik mereka itu bercampur dengan kelemahan, terutama pada diri kawan-kawan Paulus, yang tahu bahwa dia mengadakan perjalanan ini dengan bimbingan ilahi, dan sudah melihat betapa Paulus dengan tekad kuat sudah mematahkan perlawanan yang serupa. Tetapi kita melihat dalam diri mereka kelemahan yang juga ada dalam diri kita semua. Apabila kita melihat masalah ada di depan, dan hanya mengetahuinya dari jauh saja, kita bisa menganggapnya enteng. Tetapi ketika masalah itu sudah dekat, hati kita mulai kecut, dan kita pun mundur. Sekarang dirimu terkena, dan engkau terkejut (Ayb. 4:5).
- IV. Dengan keberanian dan kegigihan yang kudus, Paulus bersikeras menjalankan tekadnya (ay. Kis 21:13).
- 1. Ia menegur mereka karena membujuknya untuk tidak pergi. Di sini terjadi pertengkaran kasih pada kedua belah pihak, kasih sayang yang amat tulus dan kuat berbentrokan satu sama lain. Mereka amat mengasihinya, dan karena itu menentang tekadnya. Ia amat mengasihi mereka, dan karena itu menegur mereka karena menentangnya: Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Mereka menjadi batu sandungan bagi dia, seperti Petrus bagi Kristus, ketika, dalam keadaan yang serupa, ia berkata, Guru, sayangi-lah diri-Mu. Dengan menangis untuk dia, mereka menghancurkan hatinya.
- (1) Baginya itu merupakan suatu godaan, sesuatu yang menyentakkan dia, yang mulai melemahkan dan mengendurkan tekadnya, dan menyebabkan dia berpikir untuk tetap tinggal: “Aku tahu bahwa aku ditetapkan untuk menderita, dan kamu harus menyemangati dan mendorong kamu, dan mengatakan apa yang kiranya akan menguatkan hatiku. Tetapi kamu, dengan air matamu, malah menghancurkan hatiku, dan membuatku patah semangat. Apa maksudmu berlaku demikian? Bukankah Tuan kita menyuruh kita untuk memikul salib kita? Jadi mengapa kamu ingin membuatku menghindari salibku?”
- (2) Dia merasa amat terganggu karena mereka begitu sungguh-sungguh mendesaknya untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukannya tanpa mendustai hati nuraninya. Hati Paulus sangat lembut. Sama seperti ia sendiri sering menangis, demikian pula ia peduli dan terenyuh dengan tangisan teman-temannya. Mereka membuatnya sangat tersentuh, dan hampir-hampir saja ia menyerah untuk berbuat apa saja yang mereka minta. Tetapi sekarang hatinya hancur, ketika ia harus menolak permintaan teman-temannya yang menangis. Sungguh tidak baik kebaikan mereka itu, sungguh kejam belas kasihan mereka yang menyiksa dia dengan bujukan-bujukan mereka itu, yang dengan jalan demikian semakin menambah penderitaannya. Apabila teman-teman kita dipanggil untuk menderita, kita harus menunjukkan kasih kita kepada mereka terlebih dengan menghibur mereka daripada dengan berduka bersama mereka. Tetapi amatilah, orang-orang Kristen di Kaisarea ini, jika saja bisa melihat jauh ke depan kejadian-kejadian yang akan datang secara terperinci, yang secara umum sudah mereka terima dengan amat berat hati, mereka pasti akan bisa menerimanya demi kebaikan mereka sendiri. Sebab, ketika Paulus menjadi tahanan di Yerusalem, ia dikirim ke Kaisarea, persis di mana ia berada sekarang ( Kis 23:33), dan di sana ia terus tinggal setidak-tidaknya selama dua tahun Kis 24:27). Dan ia sering menjadi tahanan di sana-sini, seperti yang tampak pada pasal 24:23, tetapi diberikan perintah agar ia bebas pergi mengunjungi teman-temannya, dan teman-temannya boleh datang menjenguk dia. Dengan demikian, jemaat di Kaisarea bisa lebih sering ditemani dan dibantu Paulus apabila ia ditahan daripada apabila ia bebas. Apa yang kita lawan, karena menyangka akan banyak merugikan kita, boleh jadi diubah oleh pemeliharaan Allah untuk membawa keuntungan bagi kita. Itulah sebabnya kita harus mengikuti pemeliharaan Allah, dan tidak takut pada pemeliharaan-Nya.
- 2. Ia menegaskan tekadnya untuk pergi, kendati dengan semua itu: “Mengapa kamu menangis? Aku ini rela menderita apa saja yang sudah ditetapkan untukku. Aku benar-benar bertekad untuk pergi, apa pun akibatnya, dan karena itu sia-sialah kamu menentangnya. Aku ini rela menderita, dan karena itu mengapa kamu tidak rela kalau aku menderita? Bukankah aku yang paling dekat dengan diriku sendiri, dan paling pantas menilai diriku sendiri? Jika suatu kesulitan tidak siap aku hadapi, barulah itu namanya kesulitan, dan kamu boleh menangis memikirkannya. Tetapi, terpujilah Allah, tidak demikian dengan aku. Aku sangat siap menerimanya, dan karena itu janganlah kamu merasa ngeri terhadapnya. Bagiku, aku siap,” etoimōs echō – aku sudah mempersiapkan diri, seperti prajurit yang siap bertempur. “Aku sadar bahwa akan datang masalah, dan aku menantikannya, itu tidak akan mengejutkan aku. Aku sudah diberi tahu sedari awal betapa banyak penderitaan yang harus kutanggung” (9:16). “Aku telah siap untuk itu, dengan hati nurani yang jernih, keyakinan yang teguh pada Allah, hati kudus yang memandang rendah dunia dan tubuh jasmani, iman yang hidup kepada Kristus, dan harapan yang penuh sukacita akan hidup kekal. Aku bisa menyambutnya, seperti kita menyambut seorang teman yang kita nantikan, dan membuat segala persiapan untuk kedatangannya. Melalui rahmat, aku tidak hanya bisa menanggungnya, tetapi juga bersukacita di dalamnya.” Sekarang,
- (1) Lihatlah seberapa jauh tekadnya membawa dia: Kamu diberi tahu bahwa aku harus dibelenggu di Yerusalem, tetapi kamu berusaha menghalang-halangi aku darinya karena kamu takut itu akan terjadi. Aku berkata kepada kamu, “Aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga, jika Allah menghendakinya, untuk mati di Yerusalem. Aku ini tidak saja rela kehilangan kebebasanku, tetapi juga kehilangan nyawaku.” Kita berhikmat apabila menimbang-nimbang hal terburuk apa yang akan menimpa kita, dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya, supaya kita berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.
- (2) Lihatlah apa yang sanggup membawanya sedemikian jauh, yang membuat dia rela menderita dan mati: oleh karena nama Tuhan Yesus. Orang akan memberikan apa saja yang dimilikinya demi menyelamatkan nyawanya. Tetapi bahkan nyawa sendiri akan diberikan Paulus demi melayani dan menghormati nama Kristus.
- V. Bagaimana teman-temannya bersabar menerima tekadnya (ay. Kis 21:14).
- 1. Mereka tunduk pada hikmat seorang yang baik. Mereka sudah membawa masalah itu sejauh dalam batas kesopanan. Tetapi, “Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan tidak lagi bersikeras menuntut. Pauluslah yang paling baik mengenal pikirannya sendiri, dan apa yang harus dilakukannya. Jadi, sudah sepantasnyalah kami menyerahkan masalah itu kepada dia sendiri, dan tidak mencela dia atas apa yang dilakukannya, atau mengatakan dia gegabah, keras kepala, tidak mau mendengar nasihat orang lain, dan suka melawan, seperti yang dilakukan sebagian orang yang cenderung menghakimi orang yang tidak mau melakukan apa yang mereka perintahkan. Tidak diragukan lagi bahwa Paulus mempunyai alasan yang baik untuk tekadnya itu, meskipun ia juga melihat alasan untuk menyimpannya sendiri, dan Allah mempunyai tujuan-tujuan penuh rahmat yang harus dipenuhi dalam meneguhkan Paulus dalam tekadnya itu.” Kita berperilaku baik jika tidak terlalu mendesakkan pendapat kita tentang masalah orang lain apabila mereka tidak mau mendengar.
- 2. Mereka berserah pada kehendak Allah yang baik: Kami menyerah, dan berkata: “Jadilah kehendak Tuhan!” Mereka tidak memandang tekad Paulus sebagai sifat keras kepala, melainkan sebagai kerelaannya untuk menderita, dan sudah menjadi kehendak Allah bahwa ia harus menderita. Bapa di sorga, jadilah kehendak-Mu, pernyataan ini harus menjadi pedoman bagi doa-doa dan perbuatan kita, dan juga bagi kesabaran kita. Pernyataan ini bisa merujuk,
- (1) Pada keteguhan Paulus saat itu. Ia kukuh, dan tidak bisa dibujuk, dan dalam hal ini mereka melihat kehendak Tuhan terlaksana. “Dialah yang telah mengerjakan tekad bulat ini dalam dirinya, dan oleh karena itu kami menerimanya.” Perhatikanlah, apabila hati teman-teman kita atau hamba-hamba Tuhan berbalik ke sini atau ke sana (dan mungkin ke arah yang berlawanan dengan yang kita harapkan), kita harus melihat campur tangan Allah di dalamnya, dan tunduk pada jalan yang mereka ambil itu.
- (2) Pernyataan ini bisa merujuk pada penderitaan-penderitaannya yang semakin dekat: “Jika tidak ada jalan lain selain Paulus harus menyerahkan diri untuk dibelenggu, maka jadilah kehendak Tuhan Yesus. Kami telah berbuat semampu kami untuk mencegahnya, dan sekarang kami menyerahkannya kepada Allah, kami menyerahkannya kepada Kristus, yang kepada-Nya Bapa telah menyerahkan segala penghakiman. Dan karena itu kami tidak akan melakukan apa yang kami kehendaki, melainkan apa yang Dia kehendaki. Perhatikanlah, apabila kita melihat masalah datang, dan khususnya apabila hamba-hamba Tuhan dibungkam atau dijauhkan dari kita, sudah sepatutnyalah kita berkata, jadilah kehendak Tuhan. Allah itu bijaksana, dan tahu bagaimana membuat segala sesuatunya bekerja demi kebaikan, dan oleh sebab itu “terimalah kehendak-Nya yang kudus.” Kita tidak saja harus berkata, “Kehendak Tuhan harus terjadi, dan tidak bisa ditawar-tawar,” melainkan juga, “Biarlah kehendak Tuhan terjadi, sebab kehendak-Nya adalah kebijaksanaan-Nya, dan Ia melakukan semuanya menurut keputusan kebijaksanaan-Nya itu. Oleh sebab itu, biarlah Dia berbuat menurut apa yang dipandang-Nya baik terhadap kita maupun milik kita.” Apabila masalah datang, pemikiran ini haruslah menenangkan hati kita yang sedih, bahwa kehendak Tuhanlah yang terjadi. Dan apabila kita melihat masalah semakin mendekat, pemikiran ini haruslah membungkam ketakutan kita, bahwa kehendak Tuhanlah yang terjadi. Untuk itu kita harus berkata, Amin, biarlah itu terjadi.
SH: Kis 21:1-14 - Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan (Rabu, 28 Juni 2000) Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan
Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan negara kita, slogan
'Merdeka atau Mati' selalu terdeng...
Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan
Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan negara kita, slogan 'Merdeka atau Mati' selalu terdengar dan dibacakan kembali hampir di setiap penjuru negara kita. Slogan itu bermaksud mengingatkan seluruh bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan itu diraih dengan perjuangan berat dan kegigihan untuk mencapai suatu tujuan dengan harga berapa pun.
Perjalanan Paulus tahap akhir menuju Yerusalem juga menggambarkan keteguhan dan kegigihannya untuk mencapai tujuan hidupnya dengan harga nyawa sekalipun. Setelah perpisahan yang berat secara emosi dan perasaan dengan tua-tua Efesus, Paulus kembali dilimpahi kasih persudaraan Kristen, ketika ia dan teman-temannya singgah di Tirus. Mereka mengalami pelayanan dan keramahtamahan persaudaraan kristen selama 7 hari. Di tengah-tengah keindahan dan kehangatan kasih persaudaraan ini, Paulus menerima nasihat dari murid-murid untuk tidak pergi ke Yerusalem. Tidak mustahil bahwa Paulus waktu itu mengalami pegumulan kejiwaan yang berat. Betapa tidak, kesengsaraan di Yerusalem menanti, sementara di Tirus dia mengalami kelimpahan berkat dan dapat terus berguna bagi jemaat. Namun dia tetap pergi untuk mencapai tujuan hidupnya. Apakah berarti Paulus tidak taat kepada Roh Kudus? Tidak! Paulus yakin bahwa Roh Kudus memang memimpin dia ke Yerusalem (20:22-23). Sedangkan murid-muridnya yang berusaha mencegah kepergiannya, sebelumnya telah mendapat inspirasi dari Roh Kudus tentang apa yang akan dialami oleh Paulus. Mereka berinisiatif mencegah Paulus karena semata faktor perasaan, emosi, dan pemikiran manusia yang sempit.
Puncak pergumulan kejiwaan Paulus dialami ketika murid-murid di Kaisarea sampai menangis ketika berusaha menahan kepergian Paulus. Tangisan itu mengungkapkan betapa mereka mengasihi dan menyayangi Paulus. Ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi Paulus dan ia pun sempat mengakuinya (13). Namun akhirnya ia keluar sebagai pemenang dalam tarik-menarik itu (13). Ia tetap mencapai tujuan hidupnya yang ditetapkan oleh Roh Kudus yaitu mati karena nama Tuhan (20:23, 21:13).
Renungkan: Peka dan berhati-hatilah, tidak selalu yang benar dan baik di mata manusia dan tidak selalu yang bernuansakan pelayanan, sesuai dengan kehendak Tuhan bagi hidup kita.
SH: Kis 21:1-14 - Tahu kehendak Tuhan (Senin, 3 September 2007) Tahu kehendak Tuhan
Pendapat bahwa hidup aman dan nyaman merupakan kehendak Tuhan bagi
orang percaya, masih sering ditekankan. Padahal pengajara...
Tahu kehendak Tuhan
Pendapat bahwa hidup aman dan nyaman merupakan kehendak Tuhan bagi orang percaya, masih sering ditekankan. Padahal pengajaran ini masih belum utuh, sebab Tuhan juga mengizinkan umat-Nya bertemu dan bergumul dengan-Nya dalam penderitaan!
Rasa khawatir bila Paulus akan mengalami penderitaan, membuat para murid menafsirkan bisikan Roh Kudus sebagai peringatan bagi Paulus agar tidak pergi ke Yerusalem (4). Di satu sisi, Paulus menunjukkan teladan dalam ketaatan pada Roh Kudus dan kerendahan hati dalam menerima saran para murid. Ini berbeda dari sikap hamba Tuhan yang sering mengklaim suaranya sendiri sebagai suara Roh Kudus yang tidak bisa dibantah. Namun demikian, Paulus juga jeli. Ketika Nabi Agabus bernubuat tentang penderitaan yang akan menimpa dia di Yerusalem, ia tidak menjadi gentar (10-14). Bukan karena tidak percaya, tetapi ia menyadari panggilan pelayanannya. Nubuat Agabus merupakan peringatan dari Roh Kudus agar Paulus waspada, dan bukan perintah agar ia menghindari penderitaan di Yerusalem. Maka permintaan para murid agar Paulus tidak pergi ke Yerusalem sepenuhnya merupakan keinginan manusia, dan bukan suara Tuhan! Ia tidak melihat jalan yang mudah dan aman sebagai kehendak Tuhan bagi dirinya. Ketetapan hatinya untuk tetap ke Yerusalem menunjukkan kepatuhannya pada suara Roh Kudus. Sebab peringatan dari Roh Kudus bertujuan untuk mempersiapkan Paulus, dan bukan untuk menghentikan dia!
Memang mudah dan enak untuk menyatakan bahwa kehidupan yang mudah, makmur, dan sejahtera merupakan kehendak Tuhan. Sebaliknya pertanyaan bertubi-tubi kita tujukan pada Tuhan, jika kita menemui penderitaan! Namun pengalaman Paulus menolong kita untuk memahami, bahwa adakalanya Tuhan mengizinkan penderitaan sebagai bagian dari proses untuk melatih kita taat pada kehendak-Nya. Jika demikian, tentu saja tidak ada pilihan lain selain taat dan menerima kehendak-Nya diberlakukan dalam hidup kita.
SH: Kis 21:1-14 - Gunakan setiap kesempatan (Jumat, 1 Agustus 2014) Gunakan setiap kesempatan
Setiap orang diberikan Tuhan waktu yang sama yaitu 24 jam. Namun, apakah semua orang memanfaatkan waktu yang berharga itu ...
Gunakan setiap kesempatan
Setiap orang diberikan Tuhan waktu yang sama yaitu 24 jam. Namun, apakah semua orang memanfaatkan waktu yang berharga itu sebagai kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat?
Rasul Paulus menyadari pentingnya waktu. Maka setelah perpisahan yang berat dengan para penatua di Efesus, Paulus dan rekan-rekannya segera melanjutkan perjalanan mereka. Ayat 1-7 memperlihatkan bagaimana mereka terus bergerak, tanpa henti. Mereka menggunakan setiap kesempatan yang ada di setiap tempat yang disinggahi kapal yang mereka tumpangi untuk mengunjungi, melayani, dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman di sana. Apakah hanya sehari (7), tujuh hari (4), atau beberapa hari (15).
Paulus dan rekan-rekannya tidak menyia-nyiakan waktu sebagai kesempatan berharga untuk menyatakan kasih dan kepedulian terhadap jemaat. Juga agar mereka mengetahui keadaan saudara seiman mereka itu. Mereka juga dapat menyaksikan karya Tuhan melalui para hamba-Nya sebagaimana Filipus dan keempat anak gadisnya yang memiliki talenta khusus dalam melayani Tuhan (9). Pada gilirannya, Paulus dan para rekannya mendapatkan penghiburan, kekuatan, dan berkat dari orang-orang yang mereka kunjungi.
Mereka juga tidak lupa menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan (5). Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan berhasil tanpa campur tangan Tuhan. Terlebih lagi, Paulus mendapatkan bisikan Roh Kudus bahwa di Yerusalem penderitaan sedang menantinya (11), sehingga teman-temannya berusaha mencegahnya pergi. Namun, kasih dan kepedulian pada jemaat Yerusalem yang sedang menderita dan bebannya bagi keselamatan kaum sebangsanya membuat Paulus rela mempertaruhkan hidupnya.
Hidup ini begitu singkat dan kesempatan tidak selalu ada. Maka manfaatkanlah waktu yang diberikan Tuhan dengan bijak sebagai satu kesempatan emas untuk bersekutu, melayani, dan memberitakan Injil serta menyatakan kepedulian dan kasih terhadap mereka yang menderita.
SH: Kis 21:1-14 - Arahkanlah Hati kepada Tuhan (Minggu, 24 Februari 2019) Arahkanlah Hati kepada Tuhan
Ada kalanya jalan kehidupan berlawanan dengan harapan kita. Keadaan bisa sangat mengancam dan menekan. Dalam situasi dem...
Arahkanlah Hati kepada Tuhan
Ada kalanya jalan kehidupan berlawanan dengan harapan kita. Keadaan bisa sangat mengancam dan menekan. Dalam situasi demikian, apa pegangan kita agar tetap kuat? Apakah kita harus berfokus pada pimpinan Tuhan atau memilih berkubang dalam persoalan?
Paulus serta para pengikutnya pergi bersama-sama untuk mengantarnya sampai ke Yerusalem. Mereka singgah ke beberapa tempat dalam perjalanan itu sebelum sampai di Tirus (1-3). Di situ, murid-murid mendengar bisikan Roh agar Paulus mengurungkan niat pergi ke Yerusalem (4).
Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menuju Ptolemais hingga Kaisarea. Di situ, ada seorang bernama Agabus. Dia datang menemui mereka untuk menyatakan sebuah nubuat. Dia mengatakan orang-orang Yahudi akan menangkap Paulus di Yerusalem (11). Saat mendengar itu, para murid meminta kembali agar Paulus jangan pergi ke Yerusalem (12). Namun, Paulus justru tidak takut karena dia mengarahkan hatinya kepada Tuhan. Dia tidak fokus pada ancaman di depannya (13). Akhirnya, para murid hanya bisa berkata, "Jadilah kehendak Tuhan!" (14).
Hidup sebagai saksi Kristus bukan perkara mudah. Kita akan menjumpai banyak tantangan dan ancaman. Namun, kita jangan berkecil hati. Sebaliknya, kita harus semakin bertekad untuk mengabarkan Injil-Nya. Kristus Yesus adalah Allah yang hidup. Dia akan menguatkan iman kita. Tuhan hanya meminta agar kita selalu mengarahkan hati kepada-Nya. Inilah sumber kekuatan sejati.
Inilah sebabnya kita harus tetap menatap salib Kristus. Kematian-Nya adalah bukti nyata kasih dan pertolongan-Nya. Inilah sumber keyakinan kita bahwa, dalam segala hal, Dia selalu menyertai. Dia pasti akan memberi pertolongan kala badai datang mendera karena Allah berdaulat atas segalanya.
Doa: Tuhan, berikan kami kemampuan untuk selalu melihat kuasa-Mu. Arahkanlah hati kami kepada-Mu saja. Hanya itulah yang sanggup menenangkan kami. [JS]
Utley -> Kis 21:1-6; Kis 21:7-14
Utley: Kis 21:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:1-61 Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kam...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:1-6
1 Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara.2 Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak.3 Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu.4 Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem.5 Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa.6 Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah.
Kis 21:1 "langsung berlayar menuju" Ini adalah istilah kelautan yang berarti berlayar langsung menuju tujuan (lih. Kis 16:11). Lukas sangat terbiasa dengan istilah pelayaran (lih. ay. Kis 21:3). Sebagian besar kata "kami" dalam kisah para rasul berhubungan dengan pelayaran
□ "Kos" Arti nama ini adalah "puncak". Ini adalah nama untuk sebuah pulau dan kota terbesar. Pulau ini adalah tempat tinggal para Hippocrates (abad kelima SM). Ini adalah letak sebuah sekolah kedokteran besar. Merupakan negara bebas dan dianggap sebagai bagian dari provinsi Romawi di Asia. Letaknya sekitar empat puluh mil selatan Miletus.
□ "Rodos" Ini juga merupakan nama sebuah pulau dan kota utamanya. Pulau komersial ini terkenal karena (1) bunga-bunga mawar nya dan (2) universitas, yang punya spesialisasi dalam retorika dan pidato. Pada jaman dahulu (tahun 29 SM) kota ini terkenal di dunia karena memiliki patung raksasa berbentuk seorang pria setinggi 104’ yang berdiri dengan pelabuhan. Patung tersebut berfungsi sebagai mercu suar.
□ "Patara" Manuskrip Keluarga Yunani Barat (lih. P41, D) menambahkan "dan Myra" (kemungkinan besar tambahan dari Kis 27:5), yang merupakan pelabuhan utama untuk kapal ke Suriah. Patara adalah sebuah kota pantai di Lycia. Terkenal karena peramal Apollo, yang pada satu waktu menyaingi Delphi.
Kis 21:2 "kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia" Ini pastilah sebuah kapal yang lebih besar. Kapal-kapal yang lebih kecil berlayar menyusuri garis pantai. Dengan kapal yang lebih besar membuat mereka dapat mengirit banyak waktu karena mengambil rute langsung.
Kis 21:3 "kemudian tampak Siprus" ini pasti membawa pemikiran Barnabas dan perjalanan misionaris pertama.
□ "Tirus" adalah ibukota pantai Phoenicia.
Kis 21:4 "murid-murid" Ada sebuah jemaat di kota ini yang mungkin dimulai setelah penganiayaan terhadap Stefanus (lih. Kis 8:4; 11:19). Pada masa itu, orang-orang percaya akan mencari orang percaya lainnya untuk tinggal bersama (lih. Ay. Kis 21:7,16)
□ "Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem." ini mengacu pada keberadaan para nabi dalam jemaat lokal (lih. Kis 20:23; 21:10-12). Pesan mereka tentang penganiayaan itu benar dan jelas perjalanan Paulus adalah kehendak Allah (lih. Ay. Kis 21:14). Yesus, melalui Ananias, telah mengatakan kepada Paulus tentang karya hidupnya (lih. Kis 9:15-16). Penderitaan akan menjadi bagian dari hidupnya, tetapi ia juga akan menjadi saksi bagi raja-raja.
Kis 21:5 "dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa" Ini adalah gambaran yang indah mengenai kasih orang- orang Kristen dan perhatian mereka. Ini mungkin merupakan pelayanan khusus, seperti Kis 20:32,36.
Utley: Kis 21:7-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:7-147 Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudar...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:7-14
7 Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka.8 Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.9 Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain."12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.13 Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus."14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"
Kis 21:7 "Ptolemais" kota ini dinamakan menurut Alexander Agung yang memerintah di Mesir dan merupakan leluhur Ptolemeus II yang membangun kota ini pada tahun 26 SM. Ini adalah satu-satunya pelabuhan alam di pantai Palestina. Dalam Perjanjian Lama disebut Ako (lih. Hak 1:31). Sekarang disebut menurut nama Acre, seseorang yang ikut dalam perang salib
□ "Saudara-saudara" Dalam Kisah Para Rasul kata ini sinonim dengan murid (lih. Ay. Kis 21:4,16).
□ "Kita tinggal di antara mereka" Lihat catatan di ay. 4.
Kis 21:8 "kami berangkat" Tidak pasti apakah mereka berangkat melalui jalan darat atau laut.
□ "Kaisarea" Ini adalah markas besar Romawi di Palestina. Sebuah kota pantai dengan pelabuhan buatan kecil. Filipus, pemberita Injil itu tinggal di sini (lih. Kis 8:40).
□ "Pemberita Injil" Istilah ini hanya digunakan tiga kali dalam PB (lih. Ef 4:11 dan 2Tim 4:5). Kami tidak yakin persis mencakup apa saja karunia melayani ini. Istilah itu sendiri berarti "orang yang memberitakan Injil".
□ "yaitu satu dari ketujuh orang" ini mengacu pada masalah jemaat Yerusalem yang mengeluh tentang tidak adilnya distribusi makanan bagi para janda yang berbahasa Yunani. Jemaat kemudian memilih tujuh orang untuk memenuhi kebutuhan ini. Semua mereka memiliki nama Yunani. Ketujuh orang ini adalah pemberita Injil yang penuh kuasa. Mereka-lah yang pertama kali menangkap visi penginjilan kepada seluruh dunia (lih. Kis 6).
Kis 21:9 "mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat" Kita perlu memikirkan kembali posisi perempuan dalam posisi kepemimpinan (lih. Yoel 2:28-32, Kis 2:16-21) di Dalam jemaat berdasarkan semua bukti PB . Lihat Topik Khusus: Wanita dalam Alkitab Kis 2:17. Masalah ini ambigu. Tradisi jemaat mengatakan bahwa mereka pindah ke Asia Kecil (Frigia) dan bahwa anak-anak perempuannya panjang umur dan hidup lama dan melayani Allah sampai masa tuanya. Kita belajar tradisi ini dari kutipan Eusebius dari Polycrates dan Papias (lih. Eccl. Hist 3:31:2-5).
Kis 21:10 "seorang nabi bernama Agabus" Setidaknya ada dua cara untuk memahami istilah ini: (1) dalam surat Korintus ini mengacu pada membagikan atau memberitakan Injil (lih. 1Kor 14:1) dan (2) Kitab Kisah Para Rasul menyebut nabi-nabi (lih. Kis 11:27-28; 13:1; 15:32; 21:10, bahkan yang beroleh karunia untuk bernubuat, Kis 21:9).
Masalah dengan istilah ini adalah, bagaimana karunia bernubuat dalam PB berkaitan dengan nabi-nabi dalam PL? Dalam PL nabi-nabi adalah penulis Alkitab. Dalam PB tugas ini diberikan kepada dua belas rasul mula-mula dan para pembantu mereka. Istilah "rasul" dipertahankan sebagai karunia yang sedang berlangsung (lih. Ef 4:11), tapi dengan tugas yang berbeda setelah kematian Dua Belas rasul, begitu juga tugas para nabi. Pewahyuan telah berakhir; tidak ada lagi Kitab Suci yang diwahyukan (lih. Yud 1:20). Tugas utama nabi Perjanjian Baru adalah memberitakan Injil, tetapi juga menunjukkan bagaimana menerapkan kebenaran PB untuk situasi saat ini dan kebutuhannya. Lihat Topik Khusus: Nubuat di PB di Kis 11:27.
Kis 21:11 Agabus, seperti nabi PL Yeremia dan Yehezkiel, bertindak berdasarkan pewahyuan.
Kis 21:12 "mulai memintanya" Ini merupakan IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE. Hal ini dapat berarti (1) untuk memulai suatu tindakan atau (2) mengulang tindakan di masa lalu.
Kis 21:13 Sulit untuk menyeimbangkan tindakan profetik kepergian Paulus ke Yerusalem adalah merupakan kehendak Allah (lih. ay.Kis 21:4).
Kis 21:14 "Jadilah Kehendak Tuhan" Ini adalah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE, digunakan dalam arti doa. Allah memiliki sebuah rencana dan tujuan untuk kehidupan Paulus. Paulus merasa ia tahu kehendak Tuhan bahkan dalam menghadapi nubuatan yang spesifik dan berulang-ulang tentang masalah-masalah yang ada di depan. Paulus pasti merasa bahwa nubuatan ini adalah untuk persiapan rohani dan mentalnya, dan bukan sebuah larangan.
Topik Teologia: Kis 21:4 - -- Roh Kudus
Sifat Ilahi Roh Kudus
Roh yang Disamakan dengan Allah
Keilahian Roh di dalam Keberadaan Diri-Nya
Roh yang Dise...
- Roh Kudus
- Sifat Ilahi Roh Kudus
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Topik Teologia: Kis 21:5 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Keramahan da...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Topik Teologia: Kis 21:6 - -- Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Keramahan dalam Gereja
Kis 16:15 Kis 16:31-34 Kis 18:1-3 Kis 21:4-6 Kis 21:7-8 Kis 21:15-16 Ro...
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Topik Teologia: Kis 21:8 - -- Umat Manusia: Wanita
Wanita sebagai Anggota Masyarakat
Wanita Dalam Kepemimpinan
Wanita sebagai Nabiah
Anak-anak Perempu...
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita sebagai Anggota Masyarakat
- Wanita Dalam Kepemimpinan
- Wanita sebagai Nabiah
- Anak-anak Perempuan Filipus
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 9:29--22:21 - Rintangan Kedegilan RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagog...
RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagoga Helenistik27tempat Stefanus pernah memberitakan injil.28
Ia punya urusan yang belum selesai di situ: "Ia juga berbicara dan bersoal jawab29dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani" (Kisah 9:29a). Dalam kitab Kisah, kata Yunani yang diterjemahkan "bersoal jawab" hanya ditemukan satu kali di tempat lainnya, yaitu dalam Kisah 6, dimana kita membaca orang-orang Yahudi berbahasa Yunani itu "bersoal jawab dengan Stefanus" (6:9; huruf miring oleh saya). Saulus datang kembali untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimulai oleh Stefanus.
Sinagoga Helenistik adalah tempat yang paling berbahaya bagi Saulus. Sewaktu orang-orang Yahudi Helenistik itu tidak mampu menjawab Stefanus, mereka membenci dia dan membunuh dia. Kebencian mereka terhadap Saulus bahkan lebih sengit lagi, sebab dalam benak mereka Saulus adalah orang murtad dan pengkhianat, orang yang telah mencampakkan agama dan mengkhianati mereka!30Oleh sebab itu kita tidak terkejut saat membaca, "Tetapi mereka itu berusaha membunuh dia" (9:29b)! Saulus perlu waktu tiga tahun di Damsyik dan tanah Arab untuk membuat orang-orang itu begitu marah sehingga ingin membunuh dia. Tetapi di Yerusalem ia hanya perlu waktu dua minggu (Galatia 1:18). Sekali lagi, dalam penyediaan Allah, rencana jahat itu tersingkap, dan sekali lagi dalam penyediaan Allah, Saulus memiliki teman-teman Kristen yang menyelamatkan dia. Kita baca, "Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus" (9:30). Kaisarea merupakan pelabuhan utama di Palestina, sekitar 112 kilometer barat laut Yerusalem.31 Sedangkan Tarsus adalah kampung halaman Saulus.32 Kisah 22 memberi kita rincian tentang keberangkatan dia dari Yerusalem yang tidak terdapat dalam Kisah 9.33 Dalam Kisah 22 Paulus menekankan bahwa ketika orang-orang Yahudi Helenistik itu ingin membunuh dia, jika ia diberi pilihan, ia memilih untuk tetap tinggal di Yerusalem.
Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah,34rohku diliputi oleh kuasa ilahi.35Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (22:17-21).
Untuk pertama dan terakhir kalinya, Saulus berdebat dengan Tuhan. Pada intinya ia berkata "Aku rasa aku dapat meyakinkan mereka!"—dengan implikasi tambahan "Dan kalaupun aku tidak dapat, aku rela mati seperti Stefanus!"36Secara tidak langsung Tuhan menjawab, "Aku tidak siap bagi kematianmu! Tujuanmu paling akhir— memberitakan injil kepada bangsa non-Yahudi—masih menunggu di depan. Di sini engkau tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tinggalkan kota ini, dan cepat kerjakan!" Saulus berhenti mendebat dan mulai mematuhi. Ia menyingkirkan rintangan kedegilan dengan ketundukan.
Sedikit nasihat paling penting yang dapat saya berikan kepada orang Kristen baru mana saja adalah ini: Belajarlah mempercayai Tuhan dan bersandarlah kepada hikmat-Nya! Jika Allah memberitahu Anda untuk melakukan sesuatu dalam firman-Nya, Ia adalah benar—baik Anda mengerti atau tidak mengerti alasan bagi perintah-Nya itu. Belajarlah mentaati Dia tanpa bertanya—dan bersandarlah dalam jaminan bahwa Ia akan memberkati Anda!
TFTWMS: Kis 20:13--21:1 - Nasihat Bagi Para Penginjil, Penatua, Dan Pendosa Lainnya 16 NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL, PENATUA, DAN PENDOSA LAINNYA (Kis 20:13-38; 21:1)
Dalam Kitab Kisah tercatat ada tujuh nasihat Paulus.1 Hanya satu ya...
16 NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL, PENATUA, DAN PENDOSA LAINNYA (Kis 20:13-38; 21:1)
Dalam Kitab Kisah tercatat ada tujuh nasihat Paulus.1 Hanya satu yang ditujukan untuk umat Kristen—yang dicatat dalam Kisah 20.
Di penghujung pelajaran kita yang terakhir, Paulus sedang bersiap-siap meninggalkan Troas (20:11).2Paulus memberitahu teman-teman seperjalanannya untuk naik ke kapal sementara ia sendiri berjalan lewat darat ke Asos, 3sebuah pelabuhan persinggahan berikutnya (ay. 13). Mungkin ia belum siap untuk berangkat ketika kapal itu berangkat (ia mungkin ingin meluangkan waktu sedikit lebih lama lagi dengan saudara-saudara di Troas). Mungkin ia hanya ingin sendirian untuk sementara waktu.4 Lukas menulis:
Ketika ia bertemu dengan kami di Asos,5kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene.6Dari situ kami terus berlayar dan pada keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios.7 Pada hari berikutnya kami menuju Samos8dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus.9Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia.10Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta11(ay. 14-16).
Kelihatannya, Paulus punya waktu dua atau tiga hari persinggahan di Miletus selagi muatan kapal itu dinaikkan atau diturunkan (atau mungkin selagi pelbagai perbaikan sedang dilakukan). Ia mengirim utusan ke Efesus, meminta para penatua gereja di situ untuk mengunjungi dia di Miletus.12Para penatua itu berjalan sekitar 48 kilometer ke selatan untuk menemui dia; dan ketika mereka tiba, Paulus memberi nasihat perpisahan yang terkenal yang terdapat dalam Kisah 20.
Saya suka menganggap perkataan Paulus itu sebagai "Nasihat Bagi Para Penginjil, Penatua, dan Pendosa Lainnya." Nasihat itu jelas sekali untuk para penatua; nasihat itu secara langsung ditujukan untuk mereka (ay. 17). Laporan Paulus tentang pekerjaannya di Efesus juga memiliki nilai bagi para penginjil. Namun begitu, saya rasa nasihat itu berisi juga pelbagai pengertian untuk semua anggota gereja. Ingatlah bahwa Paulus dan para penatua Efesus itu bukan satu-satunya orang yang berada di situ; Paulus setidaknya punya delapan orang teman seperjalanan (ay. 4-6). Oleh sebab itu, dari teks ini saya mau menarik pelbagai kebenaran yang berlaku bagi semua orang.
NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL
Marilah kita mulai dengan para penginjil. Karena banyak orang bukan penginjil, maka sepertinya aneh berbicara tentang penginjilan kepada non-penginjil. Namun begitu, ada nilai tersendiri bagi semua orang Kristen dalam mengetahui apa yang Kitab Suci katakan tentang penginjilan.13Kebanyakan konsep penginjilan didasarkan pada praktik-praktik denominasi, bukan pada ajaran Alkitab.
Apa Yang Paling Penting Dalam Penginjilan
Nasihat Paulus itu memberitahu kita segala hal tentang penginjilan. Kita akan mulai dari sisi negatif/bukan. Penginjilan adalah bukan tentang kesenangan hidup.14 Paulus bicara tentang pelbagai pencobaan dan air mata yang menimpa dia (ay. 19; lihat juga ay. 31). Ia bicara tentang jam-jam panjang: "siang malam, ... tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata" (ay. 31); jam kerja dia bukan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Ia juga bicara tentang "penjara dan sengsara" yang menunggu dia di Yerusalem (ay. 23).
Penginjilan bukanlah tentang mencari uang. Saya bisa melihat Paulus menunjukkan tangannya yang kasar, dan kurus kepada para penatua itu ketika ia berkata, "dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku" (ay. 34). Memang alkitabiah bagi seorang penginjil untuk disponsori (Lukas 10:7; 1Korintus 9; 1Timotius 5:18), namun itu bukan yang terpenting dalam penginjilan. Sebaliknya, penginjilan adalah tentang menunaikan pelayanan khusus seseorang.
Penginjilan bukanlah tentang jaminan pekerjaan. Paulus memberitahu para pendengarnya, "Aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ" (ay. 22). Dari hari ke hari penginjil tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Teks kita juga menekankan kebenaran ini bahwa penginjilan bukanlah tentang kepastoran. Paulus tidak mengundang para penginjil di Efesus; yang ia undang adalah para penatua (ay. 17). Seperti yang akan kita lihat, penatua adalah juga pastor (ay. 17, 28); penginjil bukanlah "pastor." (Kadang-kadang, seorang penginjil bisa saja berfungsi sebagai salah satu penatua,15namun dalam kapasitasnya sebagai seorang penginjil, dari sudut pandang alkitab ia itu bukan "pastor.")
Pindah dari sisi negatif/bukan ke sisi positif/boleh, nasihat itu memberitahu kita apa yang harus dilibatkan dalam pemberitaan injil. Hampir setiap orang punya gagasannya sendiri tentang bagaimana seorang penginjil harus mempergunakan waktunya, dan punya pikirannya sendiri tentang apa yang penginjil itu harus beritakan. Marilah kita tanya Paulus: "Tentang apa sajakah pemberitaan itu? Apakah yang telah Anda lakukan di Efesus?" Saya bisa bayangkan ia pertama kali berkata, "kuberitakan dan kuajarkan" (ay. 20, 25). Paulus tidak berkata apa-apa tentang pelbagai tugas sepele yang sering mengacaukan kehidupan para penginjil dan membelokkan mereka dari tugas utama mereka.
Lalu saya bisa mendengar Paulus melanjutkan perkataannya: "Aku memberitakan dan mengajar Firman Allah." Ia bicara tentang "firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" (ay. 32).
Paulus menekankan bahwa ia mengabarkan dan mengajar segenap Firman Allah. 16Ia tidak lalai menyatakan kepada jemaat Efesus "apa yang berguna bagi kamu" (ay. 20),17ia bersikukuh bahwa ia tidak bersalah atas siapapun, 18sebab ia "tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu [mereka]" (ay. 26, 27). Tanggung jawab utama penginjil adalah kepada Allah. Bukan untuk membuat orang bahagia, senang, atau meningkatkan jumlah kumpulan orang, tetapi memberitakan "seluruh perintah Allah" (ay. 27; KJV)!
Selanjutnya saya membayangkan Paulus berkata, "Aku memberitakan dan mengajar seluruh Firman Allah dimana saja aku bisa ." Ia mengajar "di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah" (ay. 20). Penginjil yang berpikiran bahwa ia hanya perlu "mengisi mimbar" adalah tidak memahami cakupan tantangan yang diberikan kepada dia.
Akhirnya, saya mendengar Paulus menyatakan, "Aku memberitakan dan mengajar seluruh Firman Allah dimana saja aku bisa kepada semua manusia." Dengan sungguh-sungguh ia bersaksi "kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani" (ay. 21). Ia tidak membeda-bedakan orang. Seorang penginjil belumlah siap untuk menolong seseorang sampai ia siap untuk menolong setiap orang.
Sikap Penginjil Yang Seharusnya
Paulus tidak hanya bicara tentang apa yang harus dilakukan seorang penginjil; ia juga bicara tentang bagaimana seharusnya perasaan penginjil—sikap yang perlu ia kembangkan. Memiliki sikap yang benar adalah lebih sulit ketimbang melakukan perbuatan yang benar.
Seorang penginjil perlu bersikap rendah hati. Paulus melayani Allah "dengan segala rendah hati" (ay. 19). Kata "minister [pendeta]"19artinya "pelayan." Seorang penginjil semata-mata adalah seorang pelayan (lihat Roma 12:3; Filipi 2:3-5). Ia bukanlah pastor; tugasnya bukan untuk menyelenggarakan gereja. Tugasnya adalah memberitakan Firman—dan ia harus memberitakan semuanya!
Seorang penginjil perlu bersikap percaya . Paulus punya banyak bekas luka dari ujung rambut sampai ujung jempol kakinya (2Korintus 11:23-33). Seandainya saya adalah dia, saya mungkin akan sudah berkata, "Saya sudah cukup menderita. Saya sudah menunaikan tugas saya. Inilah waktu untuk pensiun." Bagaimanapun, Paulus tidak berencana untuk berhenti. Apakah yang membuat ia jalan terus? Kepercayaannya kepada Tuhan (ay. 21, 32). Apapun yang terjadi, ia ada dalam tangan Allah! Tentang masa depan, ia memberitahu para penatua Efesus:
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh20aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota21kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun,22asal saja aku dapat mencapai garis akhir23dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah (ay. 22-24).
Di awal ayat 24, naskah Roma menambahkan perkataan ini: "Namun aku tidak memperhitungkan apapun ke atas diriku." Saya suka cara KJV menuliskan hal ini: "Namun tak satupun dari semua itu mengubah pendirianku." Kita membiarkan pelbagai hal "mengubah pendirian" kita: Kita takut terhadap kritikan, kematian, kegagalan, penyakit, kesepian, ketidakmapanan pekerjaan, masa depan, dan usia tua. Saya membiarkan pelbagai kesulitan, masalah kesehatan, dan tekanan jiwa yang berhubungan dengan pekerjaan membuat saya terpuruk. Pada sisi lainnya, Paulus berkata bahwa satu-satunya perkara yang ia pedulikan adalah menunaikan tugas yang Allah telah berikan kepada dia—dan tetap setia sampai mati!
Penginjil juga perlu bersikap pengasih. Dua kali dalam nasihatnya itu, Paulus bicara tentang mencucurkan air mata (ay. 19, 31). Pria sejati bisa menangis (Yohanes 11:35; 2Korintus 2:4; Filipi 3:18).24Jika segala hal yang terlibat dalam penginjilan tidak bisa menyentuh hati Anda, janganlah jadi penginjil!
NASIHAT BAGI PARA PENATUA
Selanjutnya, kita beralih kepada para penatua. Yang pertama dan paling penting, ini merupakan nasihat yang ditujukan kepada para penatua (ay. 1725). Lagi, karena sebagian besar dari kita bukan penatua, sepertinya hanya ada sedikit manfaat dalam berbicara tentang kepenatuaan kepada para non-penatua. Namun begitu, saya berharap dan berdoa semoga banyak kaum pria yang mengkaji nasihat ini akan menginginkan jabatan penatua (1Timotius 3:1). Selanjutnya, saya percaya bahwa setiap anak Allah perlu mengetahui apa yang perlu terlibat untuk menjadi seorang penatua yang alkitabiah.
Apa Yang Bukan Terpenting Dalam Menjadi Penatua
Sekali lagi, kita memulainya dari sisi negatif/bukan. Menjadi seorang penatua tidak ada hubungannya dengan jabatan mulia dan terhormat. Bacalah dengan cermat perintah Paulus kepada para penatua Efesus itu. Ia hanya bicara tentang pekerjaan dan tanggung jawab . Sebagai ilustrasi utamanya ia memakai pekerjaan seorang gembala. Menggembala adalah jenis pekerjaan yang kotor dan berbau; penggembala harus hidup dengan kawanan domba. Pekerjaan itu berbahaya; sebab ada banyak binatang buas. Pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang sangat menarik.
Lagi, menjadi penatua bukanlah tentang mencari uang atau lebih makmur dalam hidup. Memang alkitabiah bagi para penatua untuk digaji (1Timotius 5:17, 18),26namun itu bukanlah segalanya dalam menjadi seorang penatua. Salah satu syarat bagi seorang penatua adalah bahwa ia harus "bukan hamba uang" (1Timotius 3:3; lihat juga Titus 1:7; 1Petrus 5:2). Paulus meminta para penatua Efesus untuk meneladani dia dan tidak mendambakan "perak atau emas atau pakaian"27(Kisah 20:33; lihat juga ay. 34, 35).
Selanjutnya, menjadi seorang penatua tidak ada hubungannya dengan mendirikan pusat kekuasaan yang melebar kemana-mana. Dalam tahun-tahun selanjutnya, ketika gereja menjadi murtad, para pemimpin gereja memiliki kekuasaan atas wilayah yang semakin luas. Para penatua Efesus punya tanggung jawab mengawasi gereja di Efesus dan hanya gereja itu saja.28William Barclay berkata, "[Para penatua] adalah pejabat-pejabat lokal dan kekuasaan mereka dibatasi oleh tempat dimana mereka ditetapkan."29
Apa Yang Terpenting Dalam Menjadi Penatua
Marilah kita beralih ke sisi positif/boleh: Pertama-tama, menjadi seorang penatua adalah menjadi seorang yang baik, jenis orang yang setiap orang Kristen harus menjadi seperti itu (ay. 28; lihat juga 1Petrus 5:3).
Menjadi seorang penatua adalah tentang memiliki pelbagai kwalifikasi tertentu yang Allah berikan. Paulus memberitahu para penatua dari Efesus bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka menjadi penilik jemaat (Kisah 20:28). Roh Kudus melakukan ini dengan menguraikan pelbagai kwalifikasi untuk menjadi penatua (1Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9). Meskipun para penatua dipilih dan ditetapkan oleh para anggota jemaat,30namun mereka harus merasakan adanya perintah ilahi. Dalam pengertian sesungguhnya Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik jemaat; tanggung jawab utama mereka adalah kepada Allah (Ibrani 13:17).
Menjadi seorang penatua adalah tentang memiliki ukuran kedewasaan rohani. Kata Yunani yang diterjemahkan "penatua" (ay. 17) adalah presbuteros. Para penatua boleh juga disebut "presbiter."31Makna harfiah Presbuteros adalah "[laki-laki] yang lebih tua." Umur kronologis adalah satu faktor, namun faktor yang lebih penting adalah kedewasaan. Seorang penatua perlu mampu membuat penilaian-penilaian yang matang. Dalam situasi genting ia perlu punya kapasitas untuk tetap pada tingkatan memimpin.
Menjadi seorang penatua adalah tentang menerima tanggungjawab.32Paulus memberitahu para penatua (ay. 17) bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai "penilik" (ay. 28). Kata Yunani yang diterjemahkan "penilik" adalah episkopos,33sebuah kata majemuk yang menggabungkan kata untuk "atas" (epi) dengan kata untuk "lihat" (skopos34) yang berarti "penilik."35Satu bentuk episkopos yang diinggriskan adalah "bishop" 36(lihat Filipi 1:1; 1Timotius 3:1, 2; 1Petrus 2:25 dalam KJV). Dalam era Perjanjian Baru, menjadi seorang penatua tidaklah berbeda dari menjadi seorang bishop; kedua istilah itu dipakai secara bergantian (Kisah 20:17, 28; Titus 1:5, 7; 1Petrus 5:1, 2) dan berlaku untuk jabatan yang sama.37
Tugas para penatua dulu (dan kini) adalah mengawasi semua kegiatan jemaat. Presiden Amerika Harry Truman biasa mengatakan, tentang penyelenggaraan pemerintahan, "Tanggung jawab berakhir pada saya."38
Mengenai kegiatan jemaat lokal, "tanggung jawab harus berakhir" pada para penatua. Namun begitu, para penatua bisa mencari bantuan dalam melaksanakan tugas mereka. Bukti untuk ini terdapat dalam teks kita: Para penatua itu harus "memberi makan jemaat" (ay. 28; KJV); yaitu, mereka harus mengajar para anggota (Ibrani 5:12-14).
Pada saat yang sama, Paulus berkata bahwa ia mengajar umat Kristen di Efesus (Kisah 20:20). Apakah Paulus merebut pekerjaan para penatua? Tidak, ia sekedar bekerja sama dengan mereka dalam tugas berat pengajaran. Adalah alkitabiah, bahkan perlu, bagi para penatua untuk mencari orang-orang yang bisa membantu mereka dalam beragam tanggung jawab (sebagaimana dilakukan para rasul dalam pasal 639). Pada saat yang sama, para penatua harus ingat bahwa mereka dan hanya mereka yang punya tanggung jawab untuk mengawasi jemaat—dan suatu hari akan memberi pertanggungan jawab atas pengawasan/supervisi 40mereka (Ibrani 13:17)!
Yang terutama, menjadi seorang penatua adalah tentang penggembalaan. Kiasan yang digunakan dalam pelajaran itu adalah tentang seorang gembala yang sungguh-sungguh menjaga kawanan dombanya. Inti perintah Paulus kepada para penatua itu terdapat dalam ayat 28 dan 29:
Karena itu jagalah dirimu41dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah42yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.43Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
Kata yang diterjemahkan "gembala" adalah bentuk kata kerja poimen, kata Yunani untuk "gembala." Bentuk Latin kata ini adalah "pastor," yang dalam Efesus 4:11 dipakai untuk mencantumkan jabatan para penatua gereja. Simaklah bahwa dalam Kisah 20, "penatua" = "bishop" = "pastor."44Para penatua (bukan para penginjil) adalah para gembala atau pastor kawanan domba. Warren W. Wiersbe menulis, Para penatua/bishop adalah "pastor-pastor" kawanan domba, dibantu oleh para diaken ... Dalam gereja-gereja Perjanjian Baru, tiga gelar penatua, bishop, dan pastor adalah sama. Kwalifikasi-kwalifikasi bagi jabatan ini diberikan dalam 1Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9.45
Satu kata terbaik untuk menggambarkan pekerjaan dari para penatua adalah "penggembalaan." Jika Anda mau mengetahui kemanakah seorang penatua harus memusatkan upayanya, pikirkanlah pelbagai tanggung jawab seorang gembala: Ia membimbing kawanan domba itu. Ia memastikan bahwa mereka sudah makan.46Ia merawat dan membalut luka-luka mereka. Ia berusaha menjaga mereka agar tidak tersesat—dan jika mereka tersesat, ia membawa mereka kembali. Selanjutnya, ia harus melakukan semuanya itu tanpa pilih kasih. Paulus berkata, "Jagalah dirimu ... jagalah seluruh kawanan" (ay. 28; huruf miring oleh saya). Kita bisa menyadur ungkapan yang dipakai sebelumnya dalam pelajaran ini: Sampai seorang laki-laki siap untuk menggembalakan seluruh kawanan domba, ia belum memenuhi syarat untuk menggembalakan domba mana saja dari antara kawanan itu.
Paulus menekankan satu tugas penggembalaan yang tak bisa dipisahkan: Melindungi kawanan domba. Ia memberitahu para penatua itu bahwa mereka harus tetap waspada sebab "serigala-serigala yang ganas" akan masuk dan "tidak akan menyayangkan kawanan itu" (ay. 28, 29).47Sejarah terilham dan sekular memberitahu kita bahwa "serigala-serigala" itu benar-benar masuk ke dalam "kawanan" di Efesus, dan dari antara kepemimpinan itu, benar-benar telah muncul orang-orang yang, "dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" (ay. 30). Perjanjian Baru bicara tentang enam guru palsu yang terkait dengan Efesus.48Dari pelbagai tulisan Yohanes, kita tahu bahwa kesesatan Gnostikisme 49pada akhirnya menjadi masalah di Efesus. Akhirnya, timbulah kemurtadan umum (1Timotius 4:1-5; 2Timotius 3:3; 4:3, 4). (Sebagaimana sudah sering dinyatakan, "Paus adalah seorang penatua yang salah jalan.") Para penatua harus waspada terhadap apa yang sedang terjadi mengenai pengajaran palsu, di dalam dan di luar gereja.
Tantangan lain dari menjadi seorang penatua bisa juga disinggung di sini: Menjadi seorang penatua adalah tentang mengasihi gereja (ay. 28). Yesus mati untuk gereja. Seorang penatua yang baik tidak akan pernah melakukan apa saja untuk melukai gereja; bahkan ia rela dirinya menanggung kesalahan daripada berbuat kesalahan. Lagi, menjadi seorang penatua adalah tentang mengenal Firman Allah (ay. 32). Ketika Paulus dan orang-orang terilham lainnya sudah pergi, bagaimanakah mereka tahu apa yang harus dilakukan? Paulus mengarahkan mereka kepada Firman. Seorang penatua harus "cakap mengajar" (1Timotius 3:2).
Akhirnya, menjadi seorang penatua adalah tentang menolong manusia. Ayat 32 bisa menjadi satu catatan hebat untuk penutup: "Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan50dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya." Namun begitu, Paulus belum selesai. Ia meneruskan:
Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah51dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima"52(ay. 33-35).
Apakah orang itu seorang penatua, diaken, penginjil, atau pemimpin dalam beberapa kapasitas lainnya, pada akhirnya, kepemimpinan rohani mengarah untuk menolong manusia.
NASIHAT UNTUK PARA PENDOSA LAIN
Akhirnya, dalam teks kita ini saya tiba pada nasihat untuk anggota gereja lainnya. Banyak aplikasi yang telah dibuat untuk para penatua dan penginjil bisa diterapkan ke atas siapa saja dari antara kita; dalam pengertian tertentu kita semua adalah "para pemimpin," sebab setiap orang mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, kita semua perlu mempelajari Firman (ay. 32); kita semua perlu menjadi guru Firman (ay. 20); kita semua perlu punya semangat kepelayanan; kita semua perlu tidak egois dan perlu peduli terhadap orang lain (ay. 35).
Selanjutnya, kita bisa belajar dari nas ini apa yang harus kita cari di dalam diri para penginjil dan penatua: Kita memerlukan penginjil-penginjil yang mau memberitakan kebenaran, yang mau memberitahu kita apa yang perlu kita dengar (bukan apa yang kita mau dengar), dan yang mau melakukan hal itu dengan kasih. Kita memerlukan para penatua yang dewasa, orang-orang yang bertanggung jawab dengan hati gembala.
Secara khusus, dari nas ini saya mau kita semua mempelajari rahasia hubungan‚—khususnya hubungan dalam gereja. Satu kata yang tidak ditemukan dalam nas ini yang memenuhi seluruh kisah ini adalah kata "kasih." Paulus tidak mengirim seorang utusan sejauh 48 kilometer ke Efesus oleh sebab ia ingin mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan, dan para penatua itu juga tidak berpergian sejauh 96 kilometer bolak-balik oleh sebab menganggap Paulus seorang ahli teknik kepemimpinan. Adegan pemberian instruksi yang penuh perasaan yang disusul oleh nasihat Paulus menunjukkan alasan mengapa Paulus mengundang para penatua itu dan mengapa mereka mau datang: Mereka punya hubungan khusus.
Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.53 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.54Lalu mereka mengantar dia ke kapal (ay. 36-38).
Mereka "berlutut." Kita sudah begitu sering bicara tentang "berlutut dalam doa" yang mungkin kita kira itulah sikap berdoa yang paling umum dalam era Alkitab, namun orang biasanya berdiri saat mereka berdoa. Bila Anda membaca dalam Kitab Suci tentang orang yang berlutut dalam berdoa, biasanya selalu ada suasana emosional yang terlibat—kadang-kadang perasaan bersalah atau tanpa pertolongan. Di Miletus, para penatua itu dirundung kesedihan. Setelah menangisi dan memeluki Paulus, menciumi dia berkali-kali, mereka mengiring dia sampai ke kapal untuk mengantar kepergiannya. Bahasa asli ayat pertama pasal 21 menunjukkan bahwa Paulus dan yang lainnya dengan pedih hati memaksa diri berpisah (lihat NIV). Saya bisa melihat para penatua itu berjingkat kaki di tepi pantai, sambil melambaikan tangan sampai kapal itu lenyap dari pandangan mereka.
Ada ikatan khusus antara Paulus dengan para penatua Efesus. Para penginjil dan penatua harus saling melindungi. Perasaan istimewa itu pada gilirannya harus diperlebar kepada hubungan penginjil-anggota, penatua-anggota, dan sesama anggota! Saya ingin katakan kepada semua penginjil: Hormatilah setiap anggota, dan hormatilah para penatua Anda. Saya ingin katakan kepada semua penatua: Dukunglah penginjil kalian, dan asuhlah setiap anggota dengan lemah-lembut. Saya ingin katakan kepada semua anggota: Ingatlah bahwa para penatua dan penginjil punya banyak tugas yang amat sangat berat, dan tanyailah diri kalian, "Apakah tugas-tugas itu bertambah ringan atau berat karena saya?"
Jika dalam gereja ada kasih yang mengalir dari hati ke hati, maka kasih itu akan menyelesaikan banyak masalah!
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
TFTWMS: Kis 9:10--22:16 - Orang Kristen Yang Tidak Bersemangat ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara ...
ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara intelektual—selama tiga hari.5Mengapa? Sebelumnya, dalam kitab Kisah tidak ada pendosa yang menyesal diperlakukan seperti ini, jadi pasti ada alasannya.6Mungkin Tuhan meninggalkan Saulus sendirian untuk "menghitung biaya" komitmennya (band. Lukas 14:28); ia harus mengorbankan segala sesuatu yang berharga baginya (band. Filipi 3:7). Mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada orang-orang Yahudi untuk melihat kebutaan Saulus, supaya mereka dapat lebih terkesan ketika perubahan hidup Saulus telah lengkap.7
Saya biasa mengatakan bahwa Tuhan perlu tiga hari untuk menemukan seorang penginjil yang cukup berani untuk mendekati sang penyiksa yang kejam itu. Hal itu saya katakan sambil bercanda, sebab jika Tuhan benar-benar kehendaki, Ia pasti dapat menempatkan seorang penginjil menanti di depan pintu gerbang kota Damsyik sebagaimana Ia pernah menyuruh seorang penginjil menanti datangnya sida-sida di sebuah jalan. Memang benar ketika Tuhan akhirnya menemui penginjil itu,8penginjil itu kurang bersemangat untuk menemui Saulus.
"Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.9Firman Tuhan [Yesus10] kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’" (9:10). Jangan kacaukan Ananias yang pencinta uang dalam pasal 5 dengan anak Allah yang setia ini. Ananias ini adalah "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ" (22:12).11Ketika Yesus menampakkan diri kepada dia, awalnya ia menjawab dengan positif: "Ini aku, Tuhan." (Band. 1Samuel 3:1-18; Yesaya 6:8-13.) Saya dapat bayangkan Ananias dengan segera mengambil pena dan beberapa lembar kertas untuk menuliskan perintah Tuhan. 12
Yesus memulainya dengan, "Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus" (9:11a).
Ananias mencatat. "Jalan yang bernama Jalan Lurus.
Titik."
"Dan carilah di rumah Yudas" (9:11b).
"Rumah Yudas. Titik."
"... carilah ... seorang dari Tarsus ...." (9:11c).
Saya bayangkan Ananias mulai ragu-ragu, lalu bergumam: "Dari Tarsus. Titik."
"... seorang ... yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi" (9:11d, 12; huruf miring oleh saya).
Saya lihat Ananias menjatuhkan penanya. "Seorang yang bernama Saulus? Tuhan, saya tahu benar tentang orang ini.
Biar saya ceritakan kepada-Mu tentang orang ini!"
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu13di Yerusalem.14Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu" (9:13, 14).15
Ketika Tuhan memberi perintah, kata "Tidak" bukanlah jawaban yang Ia mau dengar. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk "pergi," dengan menambahkan kata-kata penjelasan: Ananias menyebut Saulus sebagai seorang penganiaya, namun Yesus melihat ke depan bukan ke belakang. Yang Yesus lihat bukanlah seorang pembunuh, melainkan "alat pilihan bagi-Ku16untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain17serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku" (9:15, 16).
Perkataan Yesus itu menggambarkan "Suka-Duka (The Agony and the Ecstasy)"18pelayanan Saulus. "Sukanya" adalah bahwa ia akan memperoleh kehormatan membawa nama Yesus "kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Yang pertama kali disebut adalah bangsa-bangsa lain, sebab ini merupakan misi khusus Paulus. Raja-raja yang di hadapannya ia akan berdiri adalah termasuk Herodes Agripa (lihat 25:23-26) dan Nero.19
"Dukanya" tercermin dalam kata-kata "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."20Ada ironi di dalam perkataan Yesus ini: Orang yang datang ke Damsyik dengan niat untuk menimbulkan penderitaan malahan harus menanggung penderitaan. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, biasanya Ia juga memanggil kita untuk menderita (2Timotius 3:12).
Sebelum kita berlalu dari perintah Tuhan kepada Ananias ini, beberapa kata dalam ayat 12 harap digarisbawahi: "ia melihat ... seorang ... masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." (Huruf miring oleh saya.) Timbul beberapa perdebatan mengenai mengapa Ananias menumpangkan tangannya ke atas Saulus. Teks itu dengan jelas mengatakan bahwa tujuan penumpangan tangan itu adalah untuk memulihkan penglihatan Saulus.
Ananias tidak berkata "tidak" untuk yang kedua kalinya:
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus,21katanya: "Saulus, saudaraku, 22Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Simaklah Ananias tidak mengatakan bahwa penumpangan tangannya itu adalah untuk melimpahkan Roh Kudus ke atas Saulus, sebaliknya ia diutus untuk dua tujuan: (1) supaya Saulus dapat melihat kembali dan (2) supaya Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebagaimana sudah Yesus katakan sebelumnya, penumpangan tangan Ananias itu untuk menyelesaikan tujuan yang pertama. Ananias berkata, "Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!" (22:13). "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput23gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi [Dan seketika itu juga (ia) melihat kembali dan menatap dia]" (9:18a; band. 22:13).
Ananias kemudian mengulangi tantangan utama yang diberikan oleh Yesus di jalan itu:24
Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar25dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang26tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar27(22:14, 15). Pengulangan kata-kata itu mengukuhkan Ananias sebagai utusan Tuhan dan, pada waktu yang sama, memberi bobot pada tugas itu.
Saulus masih belum diberitahu apa yang ia "harus perbuat" untuk diselamatkan. Ananias menatap Saulus yang tengah berlutut itu, air mata mengalir di pipinya, dan ia menyampaikan perintah Tuhan: "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"28(22:16).
Sewaktu saya masih kanak-kanak, para pengkhotbah kebangunan rohani dari denominasi biasa berteriak, "Diselamatkan seperti Saulus diselamatkan di jalan menuju Damsyik! Milikilah penglihatan, dengarkanlah suara itu, milikilah pengalaman!" Jika Saulus sudah diselamatkan di jalan menuju Damsyik, maka Tuhan pasti tidak tahu soal itu, sebab Ia sendiri memberi tahu Saulus, "Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat" (9:6; huruf miring oleh saya). Saulus juga tidak tahu soal itu, sebab ia masih bertanya, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" (22:10) dan kemudian ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari. (Jika Saulus sudah selamat, maka ia adalah orang selamat yang paling merana di dalam seluruh isi Kitab Suci!) Selanjutnya, penginjil terilham dari Allah juga tidak tahu soal itu, sebab ia memberitahu Saulus, "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (22:16; huruf miring oleh saya).
Saulus sudah percaya kepada Yesus, namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Ia sudah bertobat dari dosa-dosanya,29namun dosa-dosanya itu masih perlu disucikan. Ia sudah mengakui Kristus sebagai "Tuhan," namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Menurut utusan Allah itu, dosa-dosa Saulus tidak akan disucikan sampai ia dibaptiskan—diselamkan dalam air.
Ini tidak berarti air Damsyik memiliki kuasa istimewa untuk menyucikan dosa. Air yang dengannya Saulus dibaptis adalah air yang sama yang digunakan oleh penduduk Damsyik untuk memasak makanan dan mencuci pakaian mereka. Kitab Suci menekankan bahwa dosa-dosa kita disucikan dalam darah Yesus (Wahyu 7:14; band. Wahyu 1:5; simak KJV). Darah Kristus adalah yang menyucikan dosa kita; sedangkan baptisan adalah saat dimana darah-Nya itu menyucikan dosa-dosa kita.
Beberapa orang mengatakan bahwa cara seorang pendosa diselamatkan adalah dengan berdoa kepada Allah. Jika Saulus perlu melakukan "doa orang berdosa"30agar diselamatkan, maka ia sudah dalam posisi tubuh yang tepat ketika Ananias menghampiri dia—namun secara tidak langsung penginjil itu malah berkata, "Berhenti mengulur-ulur waktu! Bangkitlah. Berhenti berdoa dan mulailah mentaati!" Orang berdosa yang masih meminta Allah untuk mengasihi dia atau menyelamatkan dia adalah sama dengan "berdiam diri" (KJV), sebab Allah telah melakukan semua yang dapat Ia lakukan untuk meyakinkan orang berdosa bahwa Ia mengasihi dia, dan semua yang dapat Ia lakukan untuk menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa (Yohanes 3:16). Sekarang terserah kepada orang berdosa itu sendiri untuk menjawab dalam ketaatan. "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"31
TFTWMS: Kis 21:1-3 - Berlayar Mengarungi Lautan BERLAYAR MENGARUNGI LAUTAN (Kis 21:1-3)
Pelajaran kita yang terakhir ditutup dengan perpisahan Paulus yang penuh air mata dengan para penatua Efesus....
BERLAYAR MENGARUNGI LAUTAN (Kis 21:1-3)
Pelajaran kita yang terakhir ditutup dengan perpisahan Paulus yang penuh air mata dengan para penatua Efesus. Pasal 21 dibuka dengan, "Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar" (ay. 1a). Teks Yunani secara harfiah menulis "Dan setelah kami memisahkan diri dari mereka, kami berlayar" (lihat NIV).2
Lukas, yang ikut dalam rombongan Paulus, dengan jelas membuat catatan perjalanan itu. Ia mencatat, "kami ... langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara"3 (ay. 1b). Lukas bisa saja menulis lebih banyak lagi tentang dua tempat persinggahan pertama itu. Pulau Kos adalah tempat kelahiran Hippokrates dan tempat kediaman sekolah medis yang sangat terkenal di dunia. Pulau Rodos dikenal dengan penanaman mawarnya (dari situlah nama Rodos diambil) dan juga dengan Kolosus perunggunya (patung yang amat besar) setinggi 32 meter yang dulunya pernah berdiri mengangkangi pelabuhan itu— salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.4Namun begitu, Lukas tidak sedang menulis brosur perjalanan. Ia sedang menceritakan ketergopoh-gopohan Paulus ke Yerusalem, bergegas untuk tiba di situ sebelum Pentakosta (20:165).
Seandainya rombongan Paulus itu terus berada di kapal yang mereka tumpangi—kapal yang merapat di hampir setiap pelabuhan—maka tidak akan ada cara bagi mereka untuk tiba di Yerusalem sesuai jadwal. Ketika mereka merapat di Patara, mereka senang bisa menemukan sebuah kapal laut lain yang akan berlayar ke Fenisia. 6Fenisia terletak di ujung timur Laut Tengah, tepat di utara Palestina. 7Dari Fenisia, perjalanan ke Yerusalem akan mudah ditempuh. Lukas mengatakan, "Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak" (ay. 2).
Tidak seperti kapal sebelumnya yang berlayar menyusuri pantai, kapal ini mengarungi Laut Tengah, langusung ke Fenisia.8Di tengah jalan, mereka melewati bagian selatan pulau Siprus (ay. 3a), tempat Paulus dan Barnabas memulai perjalanan misionari pertama (13:4) sekitar sepuluh tahun sebelumnya. Namun begitu, kapal itu tidak singgah hingga "tibalah kami di Tirus" (21:3b) dan merapat karena "muatan kapal harus dibongkar" (ay. 3c).
TFTWMS: Kis 21:4-6 - Diuji Di Tirus DIUJI DI TIRUS (Kis 21:4-6)
Tirus adalah kota utama Fenisia, sebuah kota kuno yang dikenal baik oleh para pelajar sejarah sekular dan sejarah Alkitab...
DIUJI DI TIRUS (Kis 21:4-6)
Tirus adalah kota utama Fenisia, sebuah kota kuno yang dikenal baik oleh para pelajar sejarah sekular dan sejarah Alkitab. Hiram, Raja Tirus, pernah menyediakan kayu aras bagi Bait Salomo (1Raja-raja 5:10). 9Yesus menyebut Tirus dalam pemberitaan-Nya (Matius 11:21) dan Ia bahkan pernah mengunjungi wilayah sekitar Tirus (Matius 15:21; Markus 7:24).
Ketika penganiayaan oleh Paulus dan lainnya memencarkan umat Kristen ke luar Yerusalem (Kisah 18:1-4), beberapa dari mereka pergi ke Fenisia (11:19). Kemungkinan, gereja di Tirus didirikan pada masa itu. Beberapa tahun kemudian, dalam perjalanannya dari Antiokhia di Siria ke Yerusalem, Paulus pernah melewati Fenisia sambil, "menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ" (15:3b). Mungkin pada saat itu Paulus sempat berjumpa dengan beberapa saudara di Tirus.10 Kapal Paulus ternyata berhasil menyeberangi Laut Tengah dengan tepat waktu (menurut John Chrysostom, pelayaran itu makan waktu lima hari). Meskipun tetap berjanji untuk tiba di Yerusalem sebelum Pentakosta, kelihatannya sekarang Paulus punya waktu luang.11
Meskipun di Tirus kapal itu perlu waktu lima hari untuk membongkar muatannya, namun ia tidak cemas. Ia memanfaatkan waktu luang itu untuk memperdalam hubungannya dengan saudara-saudara di kota itu. Lukas menulis, "Di situ kami mengunjungi12murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya" (21:4a). Sebelumnya, Paulus pernah menggembirakan hati saudara-saudara di wilayah itu dengan kisah keberhasilan injil di antara bangsa non-Yahudi; kini ia bisa memberi mereka kisah sama yang terbaru. Saat-saat persekutuan istimewa mereka itu mencapai puncaknya ketika mereka bersama-sama mengelilingi meja Tuhan pada hari Minggu.13
Satu keprihatinan menodai saat-saat kebersamaan mereka: "Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem" (ay. 4b). Tampaknya, satu saudara atau lebih di Tirus memiliki karunia bernubuat dan terus-menerus mengingatkan Paulus akan bahaya yang sedang menunggu dia (lihat 20:23; 21:10, 11).
Seandainya saya adalah Paulus, saya akan menikmati kebersamaan dengan saudara-saudara saya tanpa memikirkan masa depan, namun Roh itu tidak membiarkan dia lupa. "Di setiap kota" Roh Kudus mengilhami orang-orang untuk mengingatkan rasul itu bahwa "penjara dan sengsara" menunggu dia (20:23). Ini merupakan ujian bagi keputusan Paulus untuk melanjutkan misinya!
Simaklah nasihat para saudara di Tirus untuk Paulus agar ia "jangan pergi ke Yerusalem." Saya meragukan larangan khusus ini berasal dari Roh Kudus—setidaknya untuk dua alasan: (1) Paulus selama ini selalu menuruti pelbagai larangan dari Roh (16:6-8). Seandainya Roh itu dengan jelas sudah memberitahu Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem, maka tentunya ia akan sudah mentaati instruksi itu. (2) Paulus tentunya menganggap dirinya ada di bawah perintah ilahi untuk pergi ke Yerusalem,14dan Roh tidak akan menentang diri-Nya sendiri. Dugaan saya adalah bahwa Roh Kudus mengungkapkan kepada para saudara di Tirus bahwa kekerasan menunggu Paulus di Yerusalem, dan kesimpulan mereka adalah bahwa Paulus jangan pergi. 15Peringatan dari Roh tidak dimaksudkan sebagai larangan melainkan persiapan— menyiapkan Paulus untuk apa yang bisa ia harapkan di Yerusalem.
Seminggu di Tirus berlalu dengan cepatnya. Meskipun sebelumnya Paulus hanya menikmati perkenalan singkat dengan umat Kristen di situ, namun setelah persekutuan selama tujuh hari, mereka meninggalkan sahabat-sahabat yang paling akrab. Demikianlah hal itu selalu terjadi di dalam keluarga Allah.16Adegan perpisahan itu mengingatkan kita pada perpisahan penuh air mata di Miletus:
Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka17mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut18dan berdoa.19 Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah20(21:5, 6).
Seluruh keluarga hadir untuk mengucapkan selamat jalan kepada Paulus dan teman-temannya. Air mata kaum pria, wanita, dan anak-anak bercampur-baur saat mereka mengucapkan perpisahan kepada orang yang rela mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan.
TFTWMS: Kis 21:7 - Disambut Dengan Ramah DISAMBUT DENGAN RAMAH (Kis 21:7)
Dari Tirus, kapal itu berlayar ke selatan ke Ptolemais, bagian Fenisia yang paling selatan, terletak sekitar 16 kilo...
DISAMBUT DENGAN RAMAH (Kis 21:7)
Dari Tirus, kapal itu berlayar ke selatan ke Ptolemais, bagian Fenisia yang paling selatan, terletak sekitar 16 kilometer sebelah utara Gunung Karmel.21Ptolemais, sebuah koloni Romawi, dulunya dalam era Perjanjian Lama (Hakim-hakim 1:31) disebut "Ako."22Belakangan, Ptolemius II dari Mesir mengganti nama itu. Sebuah jemaat kecil, kemungkinan didirikan bersamaan waktunya dengan yang di Tirus (11:19), berhimpun di kota itu.
Lukas mencatat: "Dari Tirus23kami tiba di Ptolemais dan ... tinggal satu hari di antara mereka" (ay. 7). Bahasa Lukas menunjukkan bahwa saudara-saudara itu sedang menunggu ketika kapal Paulus merapat di Ptolemais24— dan mereka membawa para musafir itu ke rumah mereka.
Jika tema utama 21:1-17 adalah kerelaan Paulus untuk mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan, maka tema kecilnya adalah keinginan umat Kristen mula-mula untuk bisa bersama-sama. Ketika saya membaca pasal 20 dan 21, saya terkesan oleh usaha Paulus untuk mencari saudara-saudaranya di setiap kota. Secara sama saya juga terkesan dengan keramah-tamahan saudara-saudara itu. Kehadiran tak terduga sembilan saudara25atau lebih itu tampaknya tidak dianggap sebagai beban. Saya bisa mendengar umat Kristen Ptolemais bersikeras, "Jika engkau menganggap kami setia kepada Tuhan, datang dan tinggalah di rumah kami" (lihat 16:15).26
Saya mengagumi saudara-saudara di Tirus dan Ptolemais atas sambutan mereka yang sangat ramah. Secara khusus saya mengagumi keramahan mereka bila saya ingat bahwa gereja-gereja di kota-kota itu berdiri akibat dari penganiayaan biadab dimana Paulus ikut ambil bagian (8:1-4; 11:19). Sewaktu bekas penganiaya itu muncul di ambang pintu, mereka tidak membiarkan penganiayaan masa lalu menutupi persekutuan masa kini. Mereka menyambut Paulus dan para sahabatnya.
Salah satu berkat dalam menjadi orang Kristen adalah berhubungan dengan umat Kristen lain. Bila orang Kristen tidak "mencari saudara-saudara" ketika ia berpergian, ia mengosongkan dirinya sendiri dari banyak berkat! Dalam teks kita, tema utama dan tema kecil tidaklah berdiri sendiri-sendiri. Satu alasan Paulus rela mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan adalah kasih kepada saudara-saudaranya. Ia pergi ke Yerusalem sebab ia berharap untuk menghilangkan ketegangan antara umat Kristen Yahudi dan non-Yahudi (Roma 15:22-33). Seperti Yesus, ia bersedia "memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yohanes 15:13b).
TFTWMS: Kis 21:8-14 - Disedihkan Di Kaisarea DISEDIHKAN DI KAISAREA (Kis 21:8-14)
Setelah tinggal sehari di Ptolemais, Paulus dan rombongannya bergerak ke selatan ke Kaisarea (ay. 8a),27pelabuha...
DISEDIHKAN DI KAISAREA (Kis 21:8-14)
Setelah tinggal sehari di Ptolemais, Paulus dan rombongannya bergerak ke selatan ke Kaisarea (ay. 8a),27pelabuhan utama Palestina,28dimana Petrus pernah memberitakan injil untuk pertama kalinya kepada bangsa non-Yahudi (pasal 10 dan 11). 29Belakangan kota itu memiliki arti penting lain, ketika Paulus dipenjarakan di situ selama dua tahun (23:31-35; 24:27). Namun begitu, pada saat kisah kita ini berlangsung, Kaisarea hanya sekedar tempat persinggahan utama terakhir Paulus sebelum ia mencapai Yerusalem.
Dari Yerusalem, Kaisarea terletak 97 kilometer lebih sedikit, sekitar dua hari perjalanan. Paulus singgah di kota itu untuk beberapa hari (21:10 30), sampai tiba waktunya untuk berangkat bagi perayaan Pentakosta di Yerusalem. Tuan rumahnya adalah salah seorang yang sangat hebat selama pelbagai perjalanannya. Lukas berkata, "Kami ... tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang31 yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya" (ay. 8b).
Kita pertama kali bertemu "Filipus si penginjil" dalam pasal 6 dimana ia dipilih untuk menjadi salah satu dari ketujuh orang yang melayani meja (6:1-6). Sewaktu umat Kristen diusir dari Yerusalem, ia pergi ke utara ke Samaria untuk memberitakan injil (8:4-13). Selanjutnya, ia pergi ke selatan untuk menginjili seorang bangsawan Etiopia (8:26-39). Ia kemudian bergerak ke utara menyusuri pantai Palestina "memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea" (8:40b). Akhirnya, ia menjadikan Kaisarea sebagai tempat tinggalnya, dan berumah tangga di situ.32
Filipus di sebut "pemberita injil/penginjil"33karena hal itu merupakan tujuan utamanya. Ini adalah satu dari tiga tempat dalam Perjanjian Baru dimana istilah "pemberita injil" ditemukan (lihat juga Efesus 4:11; 2Timotius 4:5).
"Pemberita injil" adalah suatu variasi kata Yunani untuk "injil." Secara harfiah, kata itu bermakna "penginjil" dengan kata lain "orang yang memberitakan berita baik."34Bentuk kata kerja dari kata ini terdapat dalam Kisah 8:40, dimana Filipus "memberitakan Injil di semua kota."
Bagi Paulus, Filipus merupakan salah satu tuan rumah yang sangat hebat sebab jika ada orang yang punya alasan untuk mencurigai atau bahkan membenci Paulus, maka orang itu adalah Filipus. Ia adalah teman sejawat Stefanus (6:5), orang yang Paulus dorong untuk dihukum mati sebelum ia menjadi orang Kristen. Ia adalah salah seorang yang diusir ke luar Yerusalem oleh Paulus (8:1-5). Lagi, kita melihat keramahan Kristiani, ketika Filipus mengundang Paulus dan teman-teman seperjalanannya ke dalam rumahnya.
Dalam ayat 9 Lukas menambahkan satu catatan riwayat hidup Filipus yang menarik: "Filipus mempunyai empat anak dara35yang beroleh karunia untuk bernubuat." Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Petrus telah mengutip Yoel 2, dimana Allah berjanji, "... Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, ...." (Kisah 2:17). "Bernubuat" adalah bicara untuk Allah lewat pengilhaman; 36karunia bernubuat diberikan ke atas kaum pria dan wanita (1Korintus 11:4, 5) melalui penumpangan tangan rasul-rasul. Namun kaum wanita dilarang menjalankan karunia ini dalam perhimpunan ibadah umum (1Korintus 14:23, 31-37) (artinya, mereka dilarang berkhotbah37), namun karunia itu bisa dijalankan di tempat yang lebih tersendiri
Mengapakah Lukas memberi rincian tentang anak-anak dara Filipus ini? 38Beberapa orang berspekulasi bahwa keempat nabi wanita itu menegaskan bahwa pelbagai kesulitan menunggu Paulus di Yerusalem. Yang lain menulis bahwa, menurut pelbagai tulisan umat Kristen mula-mula, beberapa orang dari anak-anak dara ini menjadi orang terkenal dalam gereja dan diakui sebagai sumber informasi tentang sejarah awal gereja. Mereka lalu berspekulasi bahwa ketujuh orang itu merupakan sumber utama bagi dua jilid karya Lukas tentang Kristus dan gereja (lihat Lukas 1:3).39
Ketika Paulus tinggal di rumah Filipus, sekali lagi kedamaian diusik oleh ingatan tentang apa yang menunggu di depan. Peringatan ini adalah yang paling dramatis dari semuanya. "Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus" (Kisah 21:10). "Agabus" bukanlah nama yang umum, jadi orang ini mungkin nabi yang sama yang dari Yerusalem yang sebelumnya sudah meramalkan "bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar" (11:28b). Kali ini ia datang bukan untuk meramalkan bencana global, melainkan bencana pribadi—untuk Paulus. Seperti halnya seorang nabi Perjanjian Lama, ia menegaskan perkataanya itu dengan alat peraga yang jelas sekali.40
Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus.41Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain" (21:11).
Dalam pelajaran yang akan datang, kita akan melihat penggenapan nubuatan itu. Orang-orang Yahudi tidak mengikat Paulus dengan niat untuk menyerahkan dia kepada bangsa non-Yahudi. Mereka berniat untuk secara pribadi membunuh dia, tetapi kita akan melihat bahwa bangsa non-Yahudi (yaitu, para prajurit Romawi) menyelamatkan Paulus dari gerombolan orang itu. Oleh sebab itu, perkataan ramalan itu harus berarti bahwa pengikatan orang Yahudi atas Paulus akan mengakibatkan dia diserahkan ke dalam tangan bangsa non-Yahudi. Karena kasusnya seperti itu, mengapakah Lukas memakai istilah yang ia gunakan itu? Mungkin, ia sedang menarik persamaan antara apa yang akan menimpa Paulus dengan ramalan Yesus tentang apa yang akan menimpa diri-Nya di Yerusalem (Lukas 18:23).
Sebelum Agabus tiba, Lukas dan teman-teman seperjalanan Paulus lainnya tidak mendukung orang-orang yang mendesak Paulus agar jangan pergi. Namun begitu, semakin mereka mendekati Yerusalem semakin mereka bertambah gelisah. Dengan Yerusalem yang tinggal 97 kilometer jauhnya, pernyataan dramatis Agabus itu telah membuat mereka gamang. Lukas dan yang lainnya bergabung dengan paduan suara itu, sambil memohon, "Jangan pergi! Jangan pergi!" Lukas mengakui, "Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem" (21:12). Saya bayangkan mereka berdebat, "Kita tinggal dua hari perjalanan lagi dari Yerusalem. Kami bisa membawa sumbangan itu. Engkau tidak perlu membahayakan dirimu!" Mereka tidak menyimak dengan cukup cermat isi ramalan itu. Roh Kudus tidak mengatakan, "Jika Paulus pergi, inilah yang akan terjadi." Sebaliknya, secara tidak langsung Roh mengatakan, "Inilah apa yang akan terjadi." Sewaktu mereka menghimbau Paulus untuk tidak pergi, mereka itu sebenarnya sedang meminta dia untuk membuat Allah menjadi pendusta.
Paulus dikelilingi oleh saudara-saudara yang ia kasihi, dengan setiap suara mendesak dia untuk tidak pergi. Lukas yang ia kasihi memohon sambil menangis; Timotius menatap dia dengan tatapan sangat memohon. Tak ada suara yang menolak. Saat itu adalah saat yang lebih dari seorang rasul bisa tanggung. Paulus berteriak mengatasi kegaduhan itu: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem42oleh karena nama Tuhan Yesus" (ay. 13). Kata Yunani yang diterjemahkan "menghancurkan" artinya "meremukkan jadi bubuk." Mereka bisa menghancurkan keputusannya itu kecuali niat mereka itu dihentikan.
Ini mungkin kasus yang hampir pernah membuat Paulus undur dari keputusan yang ia buat kepada Allah— semuanya karena ia memiliki teman-teman yang memohon dia untuk tidak melaksanakan keputusan itu. Mereka tidak melakukannya dengan niat jahat; mereka hanya peduli terhadap Paulus. Namun begitu, Paulus lebih peduli terhadap pelbagai rencana dan tujuan Allah.
Jika Anda mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan (dan banyak dari Anda sudah melakukannya), jangan terkejut jika teman-teman Anda menyebut Anda gila dan mendesak Anda untuk membatalkan keputusan Anda. Beberapa teman ini mungkin teman dekat Anda seperti halnya Lukas dan Timotius terhadap Paulus. Saya pernah mengenal beberapa orang muda yang ingin memberitakan injil namun teman-teman dekat mereka mencegah dia. Saya pernah mengenal beberapa pria dan wanita yang memutuskan untuk menyelesaikan pelbagai persoalan rumah tangga mereka namun teman-teman meyakinkan mereka bahwa mereka "tidak harus menanggung lebih jauh lagi hinaan-hinaan itu." Saya pernah mengenal orang-orang yang punya beban dalam hati mereka untuk pergi dan mengajar yang tersesat di negeri-negeri lain namun mereka diminta oleh teman-temannya untuk tidak melakukan hal itu. Sebagian besar teman-teman itu tidak melakukannya dengan niat jelek; mereka hanya peduli terhadap orang-orang yang mereka kasihi. Apa yang mereka tidak pahami adalah bahwa bagi orang Kristen, kesejahteraan pribadi tidak sama pentingnya dengan kesetiaan terhadap keputusannya kepada Tuhan. Bila Anda membuat sebuah keputusan kepada Tuhan yang melibatkan resiko, letakkanlah diri Anda dalam tangan-Nya dan serahkan akibatnya kepada Dia. Jangan biarkan teman-teman melemahkan keputusan Anda.43
Bila Anda mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan dan teman-teman tidak sanggup mencegah Anda, saya berharap apa yang akan terjadi akan mirip dengan sambungan cerita dalam teks kita. Ketika Lukas dan yang lainnya melihat bahwa Paulus "tidak mau menerima nasihat," mereka "menyerah" (NIV) dan mengucapkan perkataan yang seharusnya dikatakan sejak awal: "Jadilah kehendak Tuhan!"44(ay. 14).
Di zaman kini beberapa orang mengajarkan bahwa kehendak Allah adalah tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya kelaparan atau sakit atau menanggung penderitaan, namun nyatanya kehendak-Nya adalah bahwa Paulus harus pergi ke Yerusalem meskipun kesulitan sedang menunggu. Kadang-kadang kesejahteraan pribadi harus dikorbankan untuk tujuan yang lebih mulia. Tujuan apakah yang Allah miliki dalam kepergian Paulus ke Yerusalem dan ditangkap di situ? Izinkan saya mengusulkan dua tujuan:
Pertama, Paulus perlu pergi ke Yerusalem (meskipun berbahaya) untuk menggenapi janji yang dibuat kepada Petrus dulu sekali. Petrus pernah meminta Paulus untuk "mengingat orang-orang miskin" (maksudnya orang-orang miskin di Yerusalem dan Yudea), dan Paulus sudah mengatakan bahwa ia akan melakukannya (Galatia 2:10). Pada akhirnya, ia menepati janjinya. Dengan kendali dari jauh, tidak ada cara bagi sumbangan itu untuk bisa dipersembahkan hingga menghasilkan kesimpulan yang memuaskan. 45Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, Paulus mempertaruhkan hidupnya untuk perdamaian antara saudara-saudara.
Kedua, Paulus perlu dipenjarakan ("penjara" = ditangkap) untuk menggenapi janji yang dibuat kepada dia lebih dari dua puluh tahun sebelumnya. Setelah perubahan hidup Paulus, Yesus mengatakan, "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja ...." (Kisah 9:15; huruf miring oleh saya). Dalam dua dekade, Paulus telah memberitakan injil kepada ribuan orang non-Yahudi namun sama sekali belum kepada raja-raja. Bagaimana mungkin janji itu bisa dipenuhi? Sepertinya tidak mungkin ada raja mana saja yang akan datang untuk mendengar pemberitaan Paulus atau ia akan menerima sebuah perintah kerajaan untuk datang ke istana raja mana saja. Bagaimanakah Allah mengatur hal itu sehingga janji Yesus itu akan tergenapi? Ia mengizinkan Paulus untuk ditangkap. Dalam pelajaran-pelajaran berikutnya, kita akan melihat Paulus beberapa kali memberitakan injil kepada anggota kerajaan—selalu sebagai seorang tawanan yang sedang diadili untuk nyawanya! Tidakah Allah itu menakjubkan?
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubaha...
NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubahan hidup dengan kelahiran. Ia berkata kepada pemimpin Yahudi itu, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3; band. Yohanes 3:5; 1Petrus 1:22, 23). Perjanjian Baru mengacukan orang-orang Kristen baru sebagai " manusia yang belum dewasa (bayi-bayi ) dalam Kristus" (1Korintus 3:1; lihat juga Ibrani 5:13).1 Sebagai bayi dalam Kristus, orang Kristen baru itu terbuka bagi segala bahaya dan bagi kebahagian anak-anak yang baru lahir.
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita melihat "proses lahir baru" Saulus dari Tarsus (lebih dikenal sebagai rasul Paulus).2Dalam sajian ini, kita akan melanjutkan pelajaran kita tentang Kisah 9, dengan melihat hari-hari pertama Saulus sebagai orang Kristen baru.3Dari kisah itu kita akan menarik beberapa "nasihat orang dewasa bagi para bayi dalam Kristus."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan ...
KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan macam apakah yang telah saya capai sebagai orang Kristen?" Paulus menuliskan kata-kata sedih ini kepada orang Kristen yang tidak bertumbuh secara rohani sebagaimana seharusnya: "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi ... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya" (1Korintus 3:1, 2).
Tidak ada salahnya dilahirkan sebagai bayi; namun adalah tragis untuk tetap menjadi bayi. Jika pengujian jujur Anda mengungkapkan bahwa Anda belum bertumbuh sebagaimana seharusnya, putuskanlah untuk "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:15).
CATATAN KHOTBAH
Richard Rogers menulis bahwa menurut Kisah 9:27, Barnabas berkata bahwa gereja di Yerusalem harus menerima Saulus sebagai anggota sebab (1) Saulus telah melihat Tuhan, (2) ia telah berbicara dengan Tuhan, dan (3) ia telah memberitahu orang lain tentang Tuhan. Rogers berkata bahwa kita juga perlu "melihat Tuhan (dengan mempelajari Alkitab), bicara dengan Tuhan (dalam doa), dan bicara dengan orang lain tentang Yesus (dalam penginjilan). Rogers menyebut semua itu merupakan kualitas Perubahan, Persekutuan, Pengakuan (Richard Rogers, "The Need of Placing Membership in a Local Church," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.)
PERJALANAN MULA-MULA SAULUS
- 1. Saulus meninggalkan Yerusalem menuju Damsyik, "berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh" orang Kristen (9:1; 22:5; 26:12).
- 2. Setelah bertemu Yesus di jalan ke Damsyik, Saulus masuk ke kota itu dan diberitahu oleh Ananias untuk dibaptis. Dengan segera ia mulai memberitakan injil (9:20-22).
- 3. Saulus mengasingkan diri ke tanah Arab (Galatia 1:17) dan belakangan kembali ke Damsyik. Untuk melepaskan diri dari kemarahan orang-orang Yahudi, ia meninggalkan kota itu pada malam hari dalam sebuah keranjang, (Kisah 9:23-35) lalu ia pergi ke Yerusalem Di situ ia diterima oleh Barnabas, dan ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus (Kisah 9:26-28; Galatia 1:18, 19).
- 4. Diancam kembali oleh orang-orang Yahudi, Saulus/ Paulus diungsikan ke Kaisarea oleh saudara-saudara dan kemudian dipulangkan ke Tarsus (9:29, 30).
- 5. Sewaktu di Tarsus untuk kira-kira tujuh tahun, Paulus menginjil di Kilikia dan Siria (Galatia 1:21). Barnabas membawa Saulus dari Tarsus ke Antiokhia di mana ia dan Saulus bekerja selama satu tahun (Kisah 9:19-25).
Kota-Kota Dalam Dunia Perjanjian Baru
"[Damsyik] dikelilingi oleh perbukitan dan dibatasi oleh gurun pasir, dengan berkilo-kilometer taman bunga yang berpotongan dengan banyak aliran sungai dan kanal, dimeriahkan dengan keceriaan dan kapal-kapal niaga. Di pelbagai sudut, bazaar, dan pasarnya terdapat banyak sutera, batu permata, gading, karpet, dan pedang; para pejalan yang kehausan biasanya melepaskan dahaga mereka dengan jus jeruk yang didinginkan oleh salju yang berasal dari bukit-bukit Lebanon. Dinding-dinding dan menara-menaranya dipisahkan oleh kubah-kubah dan pintu gerbang-pintu gerbang yang sangat besar, dan melalui salah satu pintu gerbang itu, yaitu Pintu Gerbang Timur ... Saulus sendiri harus dituntun masuk." Spreading the Gospel
Bernard R. Youngman "[Damsyik] merupakan pusat jaringan perdagangan yang sangat besar dengan banyak jalan yang sangat lebar untuk iring-iringan niaga hingga mencapai Siria utara, Mesopotamia, Anatolia, Persia, dan tanah Arab. Jika "‘Jalan’ baru agama Kristen tumbuh subur di Damsyik, maka Jalan itu akan dengan cepat mencapai semua tempat tersebut ... Dari sudut pandang Sanhedrin dan Saulus si kepala penganiaya, Jalan itu harus dihentikan di Damsyik." The NIV Study Bible "Dataran dimana Tarsus terletak adalah dikelilingi oleh deretan pegunungan tinggi di sebelah utara dan barat laut, pegunungan itu tertutup salju hampir di sepanjang tahun. Wilayah di luar Tarsus dicapai melalui sebuah jalan masuk yang menembus deretan gunung itu yang disebut Gerbang Kilikia, jalan ini merupakan satu-satunya jalan masuk ke Kilikia dari arah barat. Bagian timur Kilikia dikelilingi juga oleh deretan gunung, dan melalui deretan gunung ini terdapat dua jalan tembus yang terkenal ... yang memberi jalan masuk ke Siria."
New Commentary on Acts J.W. McGarvey "Kaisarea dibangun oleh Herodes yang Agung di tempat kediaman bangsa Fenisia ... Kota ini dilengkapi dengan pelabuhan buatan yang bagus sekali, sehingga pelabuhan ini menjadi pelabuhan utama di dalam kerajaan Herodes. Herodes menyebut kota baru ini ... Kaisarea untuk menghormati Kaisar Augustus. Setelah tahun 6 S.M. kota itu menjadi tempat kediaman para gubernur Romawi di Yudea yang mendirikan pusat pemerintahan mereka di istana Herodes (band. 23:35)." The Book of the Acts, rev. ed. F.F. Bruce
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kri...
Catatan Akhir:
- 1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kristen. Memulai sebagai seorang bayi tidaklah salah; yang sangat salah adalah tetap menjadi bayi seumur hidup!
- 2 Sebagaimana dalam pelajaran sebelumnya, saya akan memakai kembali kedua nama itu: Saulus dan Paulus.
- 3 Saya kadang-kadang akan mengacukan para murid Kristus sebagai "orang Kristen," meskipun julukan itu tidak muncul sampai dengan 11:26.
- 4 Setiap orang yang selamat ditambahkan kepada gereja ini (lihat catatan tentang 2:41, 47).
- 5 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today. (Huruf miring oleh saya.) Beberapa orang mengira "rumah tangga" dalam 1Timotius 3:15 artinya "Bait Allah," namun dalam konteks "rumah" (dari oikos) dalam ayat 15, makna kata itu tentunya sama dengan yang terdapat dalam ayat 4, 5, dan 12. Di seluruh nas ini Paulus membandingkan keluarga Allah dengan keluarga para pemimpin gereja.
- 6 Jika tepat, dapat pula ditambahkan pelbagai pendapat tentang ungkapan penghargaan untuk keluarga jasmaniah.
- 7 Karena sekarang ini banyak orang meremehkan gereja, poin ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
- 8 Lagi, lihat catatan tentang 2:41, 47.
- 9 Saya menduga Ananias mampu melenyapkan keraguan apapun yang mungkin menghinggapi saudara-saudara itu.
- 10 NIV juga menulis "bergabung." 11W.E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 334. (Huruf miring oleh saya.) Ini adalah kata yang diterjemahkan "bersatu" dalam Matius 19:5. Lihat Lukas 15:15; Kisah 5:13; 10:28 untuk pemakaian lain kata-kata ini.
- 12 Julukan "anggota" berasal dari Roma 12 dan 1Korintus 12, dimana individu-individu Kristen dibandingkan dengan anggota- anggota tubuh jasmani: kaki, tangan, mata, kuping, dll. Untuk menjadi "anggota" sebuah jemaat lokal tidak berarti "nama orang itu ada dalam daftar," namun sebaliknya orang itu merupakan bagian yang berfungsi dalam jemaat itu. "Menjadi anggota" sebuah jemaat artinya mengungkapkan keinginan untuk bekerja dalam jemaat itu.
- 13 Kadang-kadang seseorang dibaptis jauh dari rumahnya dan berencana untuk menjadi bagian dari jemaat dimana ia tinggal.
- 14 Lihat catatan tentang 20:28 dalam pelajaran akan datang.
- 15 Jemaat yang alkitabiah tidak harus memiliki para penatua, namun setiap jemaat harus mengarah kepada pemilihan orang-orang yang memenuhi syarat sebagai penatua sesegera mungkin (Titus 1:5). Bahkan jika tidak ada para penatua dalam satu jemaat, kita masih perlu bertanggung jawab kepada seseorang. Menjadi bagian dari satu jemaat lokal dapat membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab kita.
- 16 Lagi, lihat catatan tentang 20:28.
- 17 Kita punya masalah yang tidak dimiliki Saulus: dalam era Saulus tidak ada denominasi, namun sekarang ini ada banyak denominasi, jadi pertama-tama kita perlu memastikan bahwa jemaat mana saja yang kita akan "menggabungkan diri" adalah jemaat yang mengikuti prinsip-prinsip Firman Allah.
- 18 Lihat artikel tambahan " ‘bergabung dangan’ Jemaat Lokal" dalam seri pelajaran ini.
- 19 Ini menunjukkan kita tidak perlu menerima siapa saja dan setiap orang ke dalam persekutuan jemaat lokal secara otomatis. Bagaimanapun, jika tidak ada alasan yang memaksa untuk melakukan sebaliknya, orang-orang yang telah dibaptis secara alkitabiah (berarti ditambahkan kepada gereja Tuhan) biasanya memang diterima.
- 20 Mereka mungkin terkejut bahwa Saulus dapat melihat kembali dengan begitu cepatnya, namun mereka tidak terkejut saat melihat dia. Tempat tujuannya adalah sinagoga-sinagoga di Damsyik (9:2).
- 21 Kenyataannya, inilah satu-satunya kesempatan dimana ungkapan itu muncul dalam kitab Kisah, meskipun dalam 13:33 Paulus menggunakan sebagian dari istilah itu.
- 22 Ini tidak untuk mengatakan bahwa istilah "Anak Allah" dipakai dalam kaitannya dengan penampakan Yesus, namun Yesus muncul sebagai Dia yang bicara dari sorga, yaitu sebagai kehadiran Allah.
- 23 Paulus memakai istilah itu sekitar lima belas kali dalam surat-suratnya.
- 24 Untuk contoh dimana penalaran Paulus sejalan dengan pemikiran ini, lihat Kisah 13:6-14; 17:1-3, 10.
- 25 Bandingkanlah 6:9.
- 26 Ia akan masuk dahulu ke dalam sinagoga jika tempat itu memiliki sinagoga, dan biasanya memang ada. Untuk satu pengecualian, lihatlah pekerjaan Paulus di Filipi dalam Kisah 16.
- 27 Pada suatu ketika Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), yang memampukan dia untuk mengadakan "tanda-tanda seorang rasul sejati," yang mencakup "tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa (2Korintus 12:12), dan memberi dia kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang Kristen dan memberi mereka pelbagai karunia mujizatiah (Kisah 19:1-7). Lukas tidak mengatakan kapan Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), apakah pada saat peristiwa dalam Kisah 9 atau setelahnya. Di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik, Saulus kemungkinan besar berbicara berdasarkan pengilhaman, "membingungkan orang-orang Yahudi," tetapi kita tidak tahu pasti.
- 28 Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 29 Faktor lainnya sudah tentu adalah Roh yang ada dalam dirinya.
- 30 Dalam Galatia 1:11-24, Paulus berbicara tentang waktu ia menjadi orang Kristen. Ayat-ayat itu akan digunakan dalam pelajaran ini untuk menambah informasi dalam Kisah 9.
- 31 Lihat peta dalam seri pelajaran ini.
- 32 Galatia 1:17b. Ayat ini cocok juga berada di antara 9:22 dan 9:23 seperti juga di tempat lainnya.
- 33 Beberapa orang mengetengahkan bahwa Gunung Sinai berada tepat di bagian selatan tanah Arab (Galatia 4:25) dan hal itu mengesankan bahwa Saulus mengadakan perjalanan rohani ke Sinai sebagaimana yang pernah dilakukan Musa dan Elia, namun kita tidak punya bukti untuk perjalanan itu.
- 34 Catatan Paulus tentang Yesus yang menetapkan Perjamuan Tuhan ditulis sebelum Injil mana saja mencatat peristiwa itu.
- 35 Oleh sebab itu, ia sama sekali tidak lebih rendah dari rasul-rasul lainnya (2Korintus 12:11).
- 36 Yohanes 1:42.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 20:13-38; 21:1)
Saya memakai istilah "para pendosa" dalam judul pelajaran ini sebab tak satu pun dari kita sudah menjadi se...
KESIMPULAN (KIS 20:13-38; 21:1)
Saya memakai istilah "para pendosa" dalam judul pelajaran ini sebab tak satu pun dari kita sudah menjadi sebagaimana seharusnya (Roma 3:23). Dengan pertolongan Allah, kita semua dapat melakukan lebih baik lagi, namun untuk saat ini, marilah kita saling bersikap lebih sabar!
Marilah kita akhiri dengan mengingat pelbagai hubungan kita. Bagaimanakah hubungan Anda dengan anggota gereja lainnya? Akan adakah yang menangis jika Anda pergi seperti Paulus pergi? Yang lebih penting, bagaimanakah hubungan Anda dengan Tuhan? Apakah Anda menjadi bagian dari gereja yang untuknya Ia mati (ay. 28)? Di Efesus Paulus memberitakan pertobatan dan iman (ay. 21). "Pertobatan" artinya menyesal atas dosa-dosa Anda dan bertekad untuk merubah cara hidup Anda. "Iman" mengacu kepada keseluruhan respon Anda kepada Tuhan, termasuk baptisan (Efesus 4:5). Apakah Anda cukup mempercayai Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya (Markus 16:16)? Jika Anda perlu memperbaiki hubungan Anda dengan manusia atau Tuhan, sekarang inilah waktunya!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Anda mungkin mau membuat bagan tentang pelbagai istilah yang berbeda bagi para penatua dengan tujuan untuk menekankan informasi penting ini ke dalam pikiran para pendengar Anda. Bagan itu bisa jadi akan terlihat seperti ini:
Penatua-Penatua dalam Gereja Tuhan Penatua/presbiter—Lebih tua dan lebih dewasa (1Timotius 5:17; 1 Petrus 5:5)
Bishop/penilik—Bertanggung jawab atas jemaat (Filipi 1:1)
Pastor/gembala— Memperhatikan kebutuhan rohani para anggota (1Peter 5:2, 3)
CATATAN KHOTBAH
William Barclay berkata, "Adalah tidak mungkin membuat analisa yang teratur tentang pidato perpisahan yang begitu dikukung oleh emosi seperti ini."55Namun begitu, nasihat itu secara alami terbagi ke dalam dua bagian: Acuan Paulus kepada pekerjaannya sendiri (ay. 18-27) dan instruksi dia kepada para penatua (ay. 28-35). Saya mengatur materi ini berdasarkan topik, ketimbang memakai pendekatan ayat per ayat. Bagi mereka yang lebih suka pendekatan yang lebih konvensional, saya sudah sertakan pelbagai catatan tentang teks itu dalam pelbagai catatan akhir. Warren W.
Wiersbe memberi garis besar materi ini seperti ini:
- I. Tinjauan Masa Lalu (20:18-21).
- A. Metode pelayanan Paulus (ay. 18, 19).
- B . Motif pelayanan Paulus (ay. 19).
- C . Pesan pelayanan Paulus (ay. 20, 21).
- II. Kesaksian Masa Kini (20:22-27).
- (Paulus memakai enam kiasan: akuntan, pelari, pelayan, saksi, pemberita, dan pengawas.)
- III. Peringatan Tentang Masa Depan (20:28-38).
Materi pelajaran ini dapat menguntungkan bila diliput dalam dua pelajaran atau lebih. Satu pelajaran bisa tentang para penatua dan tanggung jawab mereka. Pelajaran lainnya bisa dikhotbahkan dengan tema peringatan Paulus mengenai kemurtadan yang sedang datang (ay. 28-31). Bahwa kemurtadan itu benar bermula dari antara para penatua gereja adalah masalah sejarah— ketika mereka memperluas batas-batas pengawasan mereka. Untuk pelbagai ramalan lain tentang kemurtadan, lihat Matius 7:15-23; 2Korintus 11:3; 2Tesalonika 2:1-12; 2Petrus 2:1-3; 3:1-7; Wahyu 17:3-6; 18:1-5.
Pelajaran ini bisa berfungsi sebagai teks bagi khotbah "perpisahan" Anda kepada jemaat, yaitu ketika Anda pertama kali, seperti Paulus, bicara tentang pekerjaan yang Anda lakukan di tengah-tengah mereka. Dan juga, ketika Anda memberi instruksi kepada jemaat itu secara umum dan kepada para penatua secara khusus agar mereka tetap terus setia melayani Tuhan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Jika 14:14-18 disertakan, maka yang tercatat dalam Kisah adalah delapan nasihat. Lihat catatan tentang 14:14-18.
2 Setelah bela...
Catatan Akhir:
- 1 Jika 14:14-18 disertakan, maka yang tercatat dalam Kisah adalah delapan nasihat. Lihat catatan tentang 14:14-18.
- 2 Setelah belakangan Paulus dibebaskan dari penjara di Roma, ia mengunjungi Troas kembali (2Timotius 4:13). Beberapa orang berspekulasi bahwa di situ ia ditangkap kembali.
- 3 Lihat peta di halaman 160 untuk lokasi Asos dan tempat-tempat lainnya yang disinggung dalam teks ini. Dari Troas, letak Asos adalah di seberang semenanjung itu-sekitar 32 kilometer lewat jalan darat, 97 kilometer dengan kapal laut.
- 4 Bandingkanlah hal ini dengan perbuatan Yesus dalam Markus 6:45, 46. Karena malam sebelumnya Paulus tidak tidur, ia pasti memiliki alasan yang sangat kuat untuk berjalan kaki sejauh 32 kilometer ketimbang tidur di dalam kapal.
- 5 Paulus naik kapal yang merapat di banyak kota (sebanding dengan kereta ekonomi yang berhenti di hampir setiap kota). Belakangan, ia naik kapal yang merapat hanya di beberapa tempat (21:2; sebanding dengan kereta expres).
- 6 Metilene adalah pelabuhan di pantai tenggara pulau Lesbos.
- 7 Khios dan Samos adalah nama pulau.
- 8 Di sini, naskah Roma menyisipkan perkataan "dan tinggal di Trogilium" (lihat KJV).
- 9 Miletus merupakan suatu pelabuhan penting. Entah bagaimana kota itu memudar karena Efesus, tetangganya, namun Miletus tetap menjadi kota yang besar dan penting.
- 10 Sudah tentu Paulus punya keinginan untuk mengunjungi Efesus kembali, namun jika ia harus tiba di Yerusalem pada Hari Pentakosta, maka ia tidak punya waktu untuk mampir di Efesus: (1) Kelihatannya, kapal yang Paulus tumpangi tidak punya jadwal untuk merapat di Efesus. Untuk mampir di Efesus, Paulus harus turun dari kapal di Khios, menyewa sampan ke Efesus, dan kemudian, setelah kunjungannya itu, berusaha untuk menemukan kapal lain yang berlayar ke Yerusalem. (2) Adalah tidak mungkin bagi Paulus untuk meninggalkan Efesus secepatnya.Ia punya banyak kawan, dan keramah-tamahan Timur yang umumnya suka memperpanjang pesta dan perayaan. (3) Paulus bisa terjebak lagi di dalam kerusuhan yang lain (ia pernah secepatnya meninggalkan Efesus setelah kerusuhan yang pertama [20:1]).
- 11 Paulus ingin berada di Yerusalem pada hari perayaan. Ia sudah kehilangan hari Paskah (20:6), dan sepertiga waktu menjelang Pentakosta sudah lenyap, jadi ia merasakan waktu yang mendesak. Mengapakah Paulus ingin berada di situ untuk Hari Pentakosta? Paulus mungkin ingin berada di Yerusalem pada Hari Pentakosta untuk beragam alasan (untuk mengunjungi para sahabat yang datang dari pelbagai tempat, untuk merayakan warisan keyahudiannya, memanfaatkan kesempatan itu untuk menginjil, dll.); namun karena ia pergi ke Yerusalem untuk membawa pengumpulan uang bagi orang-orang miskin di situ, maka tujuan utamanya mungkin terkait dengan sumbangan itu. Mungkin sumbangan itu akan memberikan pengaruh yang lebih kuat jika lebih banyak orang yang mengetahuinya; mungkin fakta bahwa umat Kristen Yahudi dari seluruh Yudea akan hadir akan membuat pembagian sumbangan itu berlangsung lebih mudah.
- 12 Ia tidak mendatangi mereka mungkin karena kapal itu akan sudah berangkat sebelum ia kembali. Jika kapal Paulus berangkat sebelum para penatua itu tiba, maka mereka hanya akan merasa terganggu; namun jika Paulus ketinggalan kapalnya, ia tidak punya jalan lain untuk tiba di Yerusalem pada hari perayaan itu.
- 13 Non-penginjil perlu mengetahui apa yang diharapkan dari para penginjil, dan non-penginjil perlu menghargai apa yang dilakukan oleh penginjil yang sungguh-sungguh.
- 14 Lebih dari setahun sebelumnya, Paulus sudah menulis 2Korintus 11:23-33, memberitahukan tentang pelbagai kesulitan yang ia telah alami.
- 15 Karena para penatua punya hak untuk "menggaji dan memecat" penginjil, maka seorang penginjil yang juga berfungsi sebagai salah seorang penatua bisa menimbulkan konflik kepentingan. Beberapa penginjil ada yang cukup matang untuk menangani situasi ini; namun banyak yang tidak bisa.
- 16 Topik-topik khusus yang disebut adalah termasuk pertobatan dan iman (ay. 21), injil (ay. 24), kasih karunia (ay. 24), dan kerajaan/gereja (ay. 25). Sepertinya agak tidak biasa mencantumkan pertobatan sebelum iman (ay. 24). Biasanya, orang percaya dulu kepada Yesus dan baru kemudian bertobat dari dosa-dosa mereka (2:37, 38). Namun begitu, ingatlah bahwa di Efesus Paulus pada dasarnya menginjili kaum penyembah berhala. Pertama kali ia harus membuat mereka berpaling "kepada Allah dari berhala-berhala" (1Korintus 1:9), yang melibatkan "pertobatan kepada Allah" (ay. 21; huruf miring oleh saya). Baru kemudian ia bisa mengajar mereka tentang Yesus, jadi mereka akan "percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus" (ay. 21; huruf miring oleh saya).
- 17 Kata Yunani yang diterjemahkan "aku tidak lalai" dipakai oleh pelaut ketika ia berkata, "Aku tidak memperlambat pelayaranku." Bagi Paulus, penginjilan adalah selalu "Maju terus dengan kecepatan penuh!"
- 18 Bahasa ini di ambil dari Yehezkiel 3:16-21; 33:1-9. NCV menulis, "Jika dari antara kalian ada yang sesat, aku tidak bertanggung jawab." Lihat catatan tentang Kisah 18:6.
- 19 Dalam ayat 24 Paulus berbicara tentang "pelayanan"nya.
- 20 Para penerjemah NASB mengira bahwa di sini Paulus mengacukan rohnya sendiri. Sebagain besar terjemahan menuliskan huruf besar "R" pada kata "Roh," untuk menunjukkan bahwa mereka percaya Paulus sedang mengacukan Roh Kudus. NCV menulis "Aku harus mentaati Roh Kudus dan pergi ke Yerusalem." Pada dasarnya, maknanya adalah sama terlepas yang dipakai adalah "r" kecil atau "R" besar: Paulus "bermaksud [dalam rohnya] pergi ke Yerusalem" (19:21), sudah tentu karena ia yakin bahwa itu adalah kehendak Allah. Oleh sebab itu, ia berketetapan untuk pergi, melaksanakan sampai selesai, dan tidak akan membiarkan apapun juga menghalangi dia.
- 21 Roh Kudus bisa saja telah bicara langsung kepada Paulus (seperti yang pernah Ia lakukan terhadap Filipus [8:29]), namun perkataan "dari kota ke kota" kemungkinan menunjukkan bahwa Roh Kudus bicara kepadanya melalui para nabi di kota-kota tersebut (lihat 21:10, 11).
- 22 Lihat Matius 16:25; Markus 8:35; Lukas 9:24; Filipi 1:23.
- 23 Pada akhirnya Paulus berhasil mencapai garis akhir (2Timotius 4:7).
- 24 Di Amerika, ungkapan seperti ini bisa saja digunakan: "John Wayne [aktor yang selalu jadi jagoan dalam filem-filem koboi Amerika] bisa saja memenangkan Perang Dunia II, namun ia tidak bisa menjadi penginjil atau penatua-sebab ia tidak pernah menangis."
- 25 Simaklah bahwa dalam gereja di Efesus terdapat lebih dari satu penatua. Perjanjian Baru tidak pernah bicara tentang satu penatua/bishop/pastor mengawasi satu jemaat.
- 26 Seumur hidup saya, saya telah mengenal beberapa penatua yang digaji. Karena tanggung jawab para penatua begitu diperlukan dan menyita banyak waktu, maka gereja memerlukan lebih banyak penatua yang bekerja penuh-waktu.
- 27 Semua ini merupakan simbol-simbol status di abad pertama. Di kebanyakan tempat, simbol-simbol itu masih berlaku hingga kini.
- 28 Itu merupakan pola Perjanjian Baru. Lihat Filipi 1:1; 1Petrus 5:2.
- 29 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 91.
- 30 Sewaktu kita mempelajari Kisah 6, kita mencatat bahwa para rasul terilham itu memberi beberapa kwalifikasi untuk jabatan pemimpin yang dibutuhkan, dan kemudian mereka meminta jemaat itu mencari orang-orang yang memiliki kwalifikasi-kwalifikasi tersebut (lihat catatan tentang 6:1-7.
- 31 Inilah asal mula nama denominasi "Presbiterian." Gereja, tentunya, tidak boleh dinamakan berdasarkan bentuk pemerintahannya.
- 32 Ketika Allah memberi manusia tanggung jawab, Ia juga memberi dia otoritas yang diperlukan untuk menunaikan tanggung jawab itu. Oleh sebab itu, istilah "penilik" bukan hanya melibatkan tanggung jawab, tetapi juga melibatkan otoritas.
- 33 Inilah asal mula nama denominasi "Episkopalian." Lihat catatan akhir 31.
- 34 Inilah makna "skope," sebagaimana dalam "teleskope" (melihat jauh), "mikroskope" (melihat benda-benda kecil), dll.
- 35 RSV menerjemahkan episkopos sebagai "penjaga."
- 36 Istilah "bishop" sudah begitu disalahgunakan oleh gereja Katholik dan yang lainnya sehingga bagi kebanyakan orang, kata itu tidak lagi mengandung konsep aslinya sebagai "orang yang mengawasi satu jemaat lokal." Ada manfaat dalam menunjukkan bahwa pada mulanya makna istilah "bishop" tidak seperti yang dipahami di zaman kini.
- 37 Saya memakai kata "jabatan" sebab para penerjemah NASB memakai kata itu (1Timotius 3:1) dan karena saya tidak punya alternatif lain yang lebih bagus. Namun begitu, ingatlah selalu bahwa kita tidak sedang bicara tentang suatu posisi yang sama bobotnya dengan suatu tanggung jawab.
- 38 Bangsa Amerika punya ungkapan, "passing the buck," yang mengacu kepada upaya untuk menghindar dari tanggung jawab. Ungkapan "tanggung jawab berakhir pada saya" mengacu kepada penerimaan tanggung jawab.
- 39 Lihat catatan tentang 6:2.
- 40 "Supervisi" berasal dari kata Latin dan artinya "pengawasan." Para penatua bisa disebut "pemimpin" rohani.
- 41 Sebelum para penatua bisa mengurus gereja, mereka terlebih dahulu harus bisa mengurus diri sendiri.
- 42 Inilah satu-satunya kesempatan ungkapan "gereja Allah" ditemukan dalam kitab Kisah, namun ungkapan itu adalah kesukaan Paulus (sebagai contoh, 1Korintus 1:2). Dalam ayat ini, kata "Allah" mungkin mengacu kepada Yesus (lihat catatan akhir berikutnya).
- 43 Adalah memungkinkan bahwa teks di sini diterjemahkan "dengan darah-Nya sendiri" (yaitu, darah Anak-Nya sendiri), namun terjemahan NASB adalah yang paling wajar. Ini merupakan satu dari sekitar sepuluh kali kesempatan dalam Perjanjian Baru dimana Yesus diacukan sebagai "Allah." Ayat 28 merupakan pernyataan paling bagus dalam Kisah tentang pentingnya doktrin salib. Jika kita mau diselamatkan oleh darah Yesus, maka kita harus berada dalam gereja yang sudah dibeli dengan darah-Nya itu (lihat juga Efesus 5:23, 25).
- 44 Lihat 1Petrus 5:1, 2 sebagai nas lain dimana tiga istilah itu dipakai secara bergantian.
- 45 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 451, 486.
- 46 Dalam Kisah 20:28 dan 1Petrus 5:2, KJV menulis "memberi makan" ketimbang "menggembalakan." Ini merupakan bagian penting dari tanggung jawab seorang gembala, tetapi bukan merupakan keseluruhan tanggung jawabnya.
- 47 Lihat Matius 7:15; Yohanes 10:12.
- 48 Guru-guru palsu ini adalah Himeneus dan Aleksander, (1Timotius 1:19, 20); Figelus dan Hermogenes (2Timotius 1:15), dan Filetus (2Timotius 2:17) dan Diotrefes (3Yohanes 9).
- 49 "Gnostikisme" adalah nama sebuah ajaran sesat yang timbul di abad kedua dan ketiga, yang menggerogoti agama Kristen dengan campuran Yudaisme dan pelbagai filasafat penyembah berhala. Nama kata itu berasal dari kata Yunani "pengetahuan" (gnosis) sebab para pemimpin itu mengaku punya pengetahuan yang tidak tersedia bagi orang yang belum tahu. Pelbagai fakta dari praktik mula-mula ajaran sesat ini muncul hingga akhir abad pertama. Pengajaran kelompok Nikolaus di Efesus (Wahyu 2:1, 6; lihat juga 15) kemungkinan sebuah bentuk Gnostikisme awal. Untuk mempelajari lebih jauh Gnostikisme, bacalah kata pengantar buku tafsir standard tentang 1Yohanes.
- 50 NCV menulis "Aku menempatkan kamu dalam penjagaan Allah."
- 51 Bandingkanlah dengan Efesus 4:28.
- 52 Ini merupakan "salah satu dari butir-butir kebenaran ilahi, dimana beribu-ribu lagi yang jatuh dari bibir-Nya tidak tercatat dalam keempat injil kita yang singkat itu" (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 193). (Lihat Yohanes 20:30.) Di sini Paulus mengutip perkataan Yesus beberapa tahun sebelum Cerita Injil yang pertama ditulis. Paulus sudah menerima perintah langsung dari Tuhan setelah perubahan hidupnya (Galatia 1:11, 12, 17).
- 53 Di era itu mencium merupakan suatu bentuk salam pertemuan (atau perpisahan) yang baku; sikap itu menyiratkan persahabatan (lihat Lukas 22:47, 48; Roma 16:16).
- 54 Lihat ayat 23. Pernyataan Paulus bahwa "mereka tidak akan melihat mukanya lagi" menimbulkan persoalan kecil, karena belakangan Paulus mungkin berkunjung kembali ke Efesus (1Timotius 1:3; 3:14). Pertimbangkanlah gagasan-gagasan ini: (1) Karena dengan jelas Paulus menyatakan bahwa ia tidak tahu dengan pasti apa yang akan menimpa dia di Yerusalem (ay. 22), maka perkataannya itu kemungkinan besar merupakan kesimpulannya sendiri yang didasarkan pada peringatan terilham bahwa "penjara dan sengsara" menunggu dia (ay. 23). Paulus berharap untuk mati di Yerusalem (ay. 24). Jika tidak, maka ia berencana untuk segera pergi ke Roma dan membuat kota itu sebagai pangkalan operasinya (Roma 15:23-25). Meskipun begitu, ia tidak berharap untuk kembali ke Efesus. (2) Karena beberapa tahun sudah berlalu sebelum ia tiba kembali di Efesus (jika benar ia tiba), mungkin pada saat ia kembali para penatua itu sudah pindah atau mati-jadi ia tidak bisa melihat wajah mereka kembali. (3) Tuhan dan keadaan sering mengubah rencana perjalanan Paulus.
- 55 Barclay, 152.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Ko...
PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Korintus 9:24-27; 2Timotius 4:7, 8). Bagi beberapa orang, kehidupan Kristiani bagaikan lomba lari cepat; orang-orang itu mampu berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang lintasan. Bagi kebanyakan dari kita, kehidupan Kristiani adalah lomba maraton, suatu perlombaan daya tahan. Bagaimanapun, perlombaan yang Paulus hadapi lebih menyerupai lomba lari lintas gawang tinggi. Begitu ia keluar dari air baptisan, ia punya pelbagai rintangan yang harus disingkirkan, pelbagai hambatan yang harus diatasi. Dalam pelajaran ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang pelayanan mula-mula Paulus. Sambil melakukan hal itu, kita akan memperhatikan beberapa rintangan yang Paulus hadapi. Karena tantangannya itu serupa dengan tantangan yang dihadapi juga oleh para bayi dalam Kristus, maka kita ingin secara khusus melihat bagaimana dia mengatasi pelbagai rintangan tersebut.
RINTANGAN KEGAGALAN (Kis 9:19-22)
Bagi orang tua, salah satu saat paling menggembirakan adalah ketika anak mereka mulai dapat melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Ia melangkah selangkah, lalu jatuh. Belakangan, ia mencoba kembali. Setelah melangkah dua langkah, sekali lagi ia tersungkur ke tanah. Sedikit demi sedikit ia melangkah dua langkah sebelum terjatuh lagi, kemudian tiga langkah, kemudian makin bertambah banyak. Saya senang menonton filem keluarga yang berisi rekaman langkah-langkah awal anak perempuan kami nomor dua, Debbie. Sebenarnya Debbie tidak belajar jalan biasa tetapi belajar lari. (Sampai kini ia masih belum bisa memperlambat gerakannya!) Bagaimanapun, dalam filem itu Debbie beberapa kali jatuh terguling selagi ia berjalan tertatih-tatih. Renungkanlah ini: Bagaimana jika Debbie tidak bangkit lagi setelah mencoba melangkah dua atau tiga kali? Sekarang ini kami tentunya akan memiliki seorang anak perempuan dewasa yang harus digotong-gotong ke sana ke mari ! Para bayi dalam Kristus harus belajar berjalan sebagaimana yang para bayi lakukan—dan mereka juga akan masih sering tersandung dan jatuh, bahkan mungkin akan lebih sering dibandingkan bayi-bayi lain mana saja. Pertanyaannya bukanlah "Akankah orang Kristen baru kadang-kadang gagal menjalani kehidupan dan pelayanan Kristiani yang idealis?" Kitab Suci dan pengalaman kita memberitahukan bahwa mereka akan gagal. Pertanyaan yang penting adalah "ketika mereka jatuh, akankah mereka bangkit lagi dan terus berusaha?"
Saulus kelihatannya memandang pelbagai upaya awalnya di Damsyik dan Yerusalem sebagai kegagalan. Belakangan ia menulis bahwa pelarian dia dari Damsyik pada tengah malam sebagai contoh kelemahan (2Korintus 11:30, 32, 33). Ketika belakangan ia berbicara tentang pelariannya dari Yerusalem, ia menunjukkan bahwa ia pergi dengan berat hati (Kisah 22:17-21). Namun begitu, Saulus mampu menyingkirkan rintangan kegagalan itu melalui iman. Ia tidak menyerah, ia memperbaiki diri dan berusaha lagi.
Sambil Anda memulai kehidupan Kristiani Anda, belajarlah dari Saulus: Jangan biarkan kegagalan menjadi faktor penentu. Bila Anda jatuh, bangkitlah1dan berusaha lagi. Itulah satu-satunya cara belajar jalan. Menyerah dan berdiam diri mungkin akan lebih aman, namun tindakan itu akan melumpuhkan rohani Anda, dan Anda akan selalu bergantung pada orang lain!2
Baru-baru ini saya dan isteri saya meluangkan waktu di Brasov, Romania. Saya terkesan dengan kemajuan orang-orang Kristen baru di situ. Dalam pelayanan ibadah mereka, hampir setiap anak muda membaca Kitab Suci, memimpin doa, memimpin pujian, atau memberi ceramah singkat. Para pemuda Kristen ini belum tiba pada titik "bermain aman" dan berusaha untuk tidak dipermalukan. Mereka bertumbuh dengan mencoba-coba —termasuk membuat pelbagai kesalahan.
RINTANGAN PENGANIAYAAN (Kis 9:23-25).
Dalam pelajaran kita sebelumnya kita telah melihat bahwa setelah dibaptis Saulus mulai memberitakan injil di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik. Kita juga telah pelajari bahwa pada suatu ketika ia pergi ke daerah gurun pasir Arab. Setelah pulang dari Arab, ia mulai lagi memberitakan injil di Damsyik. "Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus" (ay. 23). Karena tidak dapat menaklukkan lidah Saulus dengan argumentasi, maka mereka berusaha menaklukkannya dengan kematian.3
Seseorang pernah berkata bahwa "kemartiran adalah cara dunia untuk menghancurkan bukti."4 Ayat 24 berkata, "Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus.5Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia." Dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, Paulus menambahkan tulisan yang membingungkan ini: "Di Damsyik wali negeri6[bawahan] raja Aretas7menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku"
(2Korintus 11:32). Saya katakan membingungkan sebab, pertama kita tidak tahu otoritas apa yang dimiliki raja Arab Aretas di Damsyik, yang biasanya dikontrol oleh bangsa Romawi.8Namun begitu, yang lebih membingungkan adalah fakta bahwa orang Yahudi dan orang Arab tampaknya bekerja sama dalam upaya mereka membunuh Saulus! Kerja sama orang Yahudi dan orang Arab tidaklah lazim9baik dahulu maupun sekarang! Mungkin orang-orang Yahudi di Damsyik itu memiliki pengaruh politik yang sangat kuat;10mungkin baik orang Yahudi maupun orang Arab sama-sama memandang Saulus sebagai ancaman.11Apapun alasannya, semua sumber daya di Damsyik telah dikerahkan dalam upaya membunuh satu orang! Kisah pelarian Saulus merupakan salah satu kisah terbaik dalam Perjanjian Baru: "Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya12mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang" (Kisah 9:25). Belakangan Paulus menulis, "Dalam sebuah keranjang13aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota" (2Korintus 11:33). Pada masa itu, membangun apartemen yang menempel dengan tembok kota adalah hal biasa (Yosua 2:15). Saya dapat membayangkan Saulus dikelilingi oleh para sahabat, yang berjubel dalam salah satu apartemen, ketika mereka dengan nada pelan tapi mendesak sedang membahas apa yang mereka harus perbuat. Akhirnya, seseorang meninggalkan ruangan dan kembali lagi dengan tali yang kuat tergulung di salah satu pundaknya, sambil membawa satu keranjang besar. Setelah isi keranjang itu dikeluarkan, ia berkata kepada Saulus, "Cobalah, apakah [keranjang ini] cukup besar!" Dalam beberapa menit kemudian Saulus diturunkan dari jendela ke dalam kegelapan malam. Saya dapat melihat tubuhnya terayun-ayun ke sana ke mari dalam kegelapan itu, terus-terusan menghantam dinding, dan akhirnya terlontar ke luar ketika keranjang itu menghantam tanah.
Ketika saya masih muda, saya menganggap pelarian Paulus sebagai petualangan yang menyenangkan. Bagi Paulus hal itu tidak menyenangkan, tetapi memalukan— cara yang paling hina yang pernah dilakukan orang dewasa untuk keluar dari kota! 14Pada awalnya ia berencana masuk ke kota Damsyik dengan pamer kekuasaan dan meninggalkannya dengan pamer kekuatan (dengan menyeret orang-orang Kristen terbelenggu yang menangis). Sebaliknya, ia masuk ke kota itu seperti seorang pengemis buta, dan sekarang ia meninggalkan kota itu seperti seorang tawanan yang diselundupkan!
Kalau saya jadi Saulus, setelah keluar dari kota, saya akan mencari tempat sepi untuk menyembunyikan diri sampai kemarahan mereka reda. Sebaliknya, Saulus malahan berangkat ke arah selatan menuju suatu kota yang penduduknya lebih membenci dia daripada penduduk Damsyik; ia menuju Yerusalem. Saulus menyingkirkan rintangan penganiayaan dengan ketekunan. Yesus memuji mereka "yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (Lukas 8:15).
Menjadi orang Kristen akan menjadi berkat bagi hidup Anda, baik sekarang maupun di akhirat nanti—namun itu tidak berarti kehidupan Kristiani adalah mudah. Dalam kehidupan Kristiani Anda, beberapa orang bahkan ada yang ingin mematahkan semangat Anda, berusaha menjegal Anda atau menjatuhkan Anda! Jika itu terjadi, ingatlah: "Iblis tidak ambil pusing terhadap orang yang tidak bernilai!" Seorang teman terlintas dalam pikiran saya. 15Sewaktu saya membaptis orang muda ini, ia begitu gembira dan menyangka semua orang yang mengenal dia akan ikut senang juga; namun teman-temannya menganggap dia gila, dan keluarganya merasa terhina. Ia berusaha mengkristenkan setiap orang yang ia kenal, mengira semua orang akan menerima ajaran Perjanjian Baru—namun nyatanya mereka tidak mau. Setiap kali orang muda ini dijatuhkan oleh orang lain, ia bangkit dan berusaha lagi. Karena ketekunannya itu, sekarang ini ia punya pengaruh yang tidak pernah sirna dalam jemaat dimana ia menjadi anggota aktif!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan ...
KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan itu sebagai kehidupan yang mustahil. Ia menemukan bahwa ia dapat meloncati rintangan apa saja dengan pertolongan Tuhan (Filipi 4:13)! Begitu juga kita. Jika kita berbuat sama, di penghujung hidup kita, ketika perlombaan bagi kita telah selesai, maka Tuhan menanti kita dengan mahkota kemenangan. Sebagaimana belakangan dikatakan oleh rasul itu, "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2Timotius 4:8).
Pasal 9 berakhir dengan salah satu laporan kemajuan yang biasa Lukas selipkan ke dalam kitab itu: "Selama beberapa waktu jemaat45di seluruh Yudea, Galilea46dan Samaria berada dalam keadaan damai. 47Jemaat itu dibangun 48dan hidup dalam takut akan Tuhan. 49 Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan ["dorongan"; NIV] Roh Kudus"50(9:31).
Kata-kata Lukas itu mengacu kepada gereja secara keseluruhan, namun gereja itu sendiri terdiri dari kumpulan orang seperti Anda. Kita tidak akan menyalahgunakan teks ini untuk mengatakan bahwa jika Anda mempelajari pelbagai pelajaran yang terdapat dalam kehidupan mula-mula Saulus sebagai orang Kristen,51maka secara pribadi Anda akan menikmati kedamaian dan akan terbangun secara rohani! Sambil Anda terus berada dalam "takut akan Tuhan dan dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus," Anda pasti akan bertumbuh sebagai seorang anak Allah! Saya sungguh-sungguh berdoa semoga Anda akan melakukan hal itu!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gagasan tentang adanya rintangan/lintas gawang itu sendiri membawa kita kepada penyajian secara visual. Gambarlah beberapa gawang dalam sebuah lintasan lomba. Beri label "gagal," "penganiayaan," "masa lalu," "kedegilan," dan "kekecewaan" pada rintangan-rintangan tersebut. Lalu gambar juga seorang pelari yang melompati gawang-gawang itu satu persatu ("gambar orang" sederhana [seperti simbol di WC umum], atau seperti gambar yang digambar seorang anak, akan memadai). Tulislah bagaimana Saulus melintasi setiap gawang itu: Saulus melintasi gawang kegagalan dengan iman, gawang penganiayaan dengan ketekunan , gawang masa lalu dengan kesabaran , gawang kedegilan dengan ketundukkan, dan gawang kekecewaan dengan kesetiaan.
CATATAN KHOTBAH
Kisah 9:31 dapat digunakan sebagai bahan khotbah secara tekstual tentang "Tujuan bagi [nama jemaat lokal]": (1) Ketenangan ("jemaat ... dalam keadaan damai"); (2) Kesegaran ("dibangun"); (3) Kehormatan ("hidup dalam takut akan Tuhan"); (4) Kepemilikan ("oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus"); dan (5) Keberhasilan ("jumlahnya makin bertambah besar"). Tiga dari lima poin ini diambil dari C. Bruce White, "The Strength of the Early Church," The Preacher’s Periodical (kini Truth for Today), March 1987.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
- 2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang tidak pernah dewasa bisa hilang!
- 3 Mereka telah berusaha melakukan yang sama terhadap Yesus dan Stefanus.
- 4 Ini dikutip oleh Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 5 Ini hal yang sering menimpa Paulus (14:4-6; 23:12-22). Umumnya orang-orang itu, bahkan yang bukan orang Kristen sekalipun, mengasihi Paulus atau membenci dia. Ia sering mempunyai teman-teman non-Kristen yang peduli terhadap keselamatan dia (19:31). Dalam semuanya ini, kita melihat adanya penyediaan Allah dalam melindungi Paulus. 6"Wali negeri" adalah wakil pribadi Raja Aretas di Damsyik. Kita tidak tahu berapa besar kekuasaannya. Para penerjemah KJV dan NIV beranggapan bahwa orang ini adalah "gubernur" kota.
- 7 Raja Aretas IV memerintah atas kerajaan Arab Nabatea-"Tanah Arab" tempat Saulus menetap untuk beberapa lama.
- 8 Damsyik kemungkinan dikontrol oleh Aretas untuk sementara (selama periode ini tidak ditemukan adanya koin Romawi). Kekuatan Arab itu kemungkinan berada di luar kota, menjaga pintu-pintu gerbang (Letak Damsyik berdekatan dengan tepi gurun Arab). Upaya wali negeri itu mungkin bersifat pribadi dan terbatas pada apa yang dapat dilakukan oleh jumlah penduduk Arab [yang amat banyak] dalam kota itu.
- 9 Kedua kelompok orang itu saling membenci karena pelbagai alasan. Beberapa tahun kemudian (66 M.), orang Arab Nabatea membunuh lebih 10,000 orang Yahudi di Damsyik!
- 10 Kelompok orang Yahudi yang hidup di Damsyik adalah besar .
- 11 Di Damsyik Saulus menimbulkan kerusuhan lewat pemberitaannya; mungkin ia juga menimbulkan kerusuhan ketika tinggal di tanah Arab!
- 12 "Murid-muridnya" merupakan istilah yang tidak lazim. Apapun alasan lainnya, istilah itu menunjukkan bahwa Saulus telah mencapai beberapa keberhasilan dalam mengkristenkan banyak orang di Damsyik. Tentunya Paulus tidak pernah mendorong siapa saja untuk beranggapan bahwa mereka itu adalah pengikut dia; sebaliknya, ia selalu mengarahkan manusia kepada Yesus (1Korintus 1:12, 13).
- 13 Dalam kedua kisah ini digunakan dua kata Yunani yang berbeda untuk "keranjang." Kata yang dipakai dalam Kisah 9 mengacu kepada keranjang besar yang dipakai untuk penyimpanan (Matius 15:37; Markus 8:8). Kata yang dipakai dalam 2 Korintus 11 sering diacu sebagai sebuah jaring. Ini dapat berarti bahwa keranjang yang dipakai adalah anyaman yang agak longgar atau keranjang itu digantung dalam sebuah jaring sebagai pengamanan tambahan.
- 14 Ingatlah bahwa ia mengutip peristiwa ini sebagai suatu contoh kelemahan dia (2Korintus 11:30-33).
- 15 Kasus-kasus serupa pernah terjadi dalam banyak jemaat. Satu contoh setempat dapat dipakai untuk menggantikan contoh milik saya ini.
- 16 Galatia 1:18. Orang Yahudi menghitung penggalan tahun sebagai keseluruhan tahun. "Tiga tahun" dalam hitungan Yahudi akan terdiri dari sisa waktu dari tahun ketika Saulus pergi ke Damsyik, satu tahun berikutnya, ditambah dengan apa yang terjadi pada tahun ketika ia melarikan diri dari Damsyik.
- 17 Karena tiga tahun sebelumnya murid-murid itu telah diusir dari Yerusalem (8:1), lalu siapakah murid-murid ini? Beberapa murid mungkin ada yang tidak meninggalkan Yerusalem (lihat catatan tentang 8:1) dan beberapa murid mungkin telah kembali lagi. (Beberapanya bisa juga para mualaf baru, namun kata "takut" menunjukkan bahwa kebanyakan adalah bagian dari mereka yang dahulunya pernah dianiaya oleh Saulus.) Karena "semua" murid tidak percaya kepada Saulus, ini kemungkinan mencakup juga para rasul.
- 18 Karena Saulus telah merubah hidupnya tiga tahun sebelumnya, beberapa orang bertanya-tanya bagaimana bisa umat Kristen di Yerusalem tidak mengetahui tentang perubahan hidupnya itu. Kemungkinan ada banyak faktor penyebab: (1) Komunikasi di masa itu tidak sebaik sekarang. (2) Jika Aretas IV pada masa itu memang mengontrol Damsyik (sebuah kemungkinan sebagaimana ditulis dalam catatan akhir sebelumnya), maka hubungan antara Damsyik dan Yerusalem selama itu adalah rendah. (3) "Lenyapnya" Saulus ke tanah Arab untuk waktu yang lama mungkin telah menimbulkan kecurigaan. Bagaimanapun, faktor yang terpenting adalah bahwa Saulus telah sangat dalam melukai murid-murid di Yerusalem, sehingga sulit bagi mereka untuk mempercayai apa saja yang ia katakan.
- 19 Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 190.
- 20 Ini merupakan yang terakhir kalinya dalam kitab Kisah dimana hanya para rasul saja yang dikatakan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem. Menurut pernyataan agung Paulus dalam Galatia 1:18-20, satu-satunya rasul yang ada di Yerusalem pada waktu itu adalah Petrus (yang lainnya mungkin sedang dalam perjalanan memberitakan injil). Lain dari itu, satu-satunya pemimpin yang ada dalam kota itu adalah Yakobus, saudara tiri Tuhan (Galatia 1:19). Bagaimanakah kisah ini dapat diselaraskan dengan pernyataan Lukas bahwa Saulus dibawa "kepada para rasul"? Mungkin Lukas menganggap Petrus sebagai wakil dari semua rasul, atau mungkin ia memakai kata "para rasul" dalam pengertian yang lebih luas daripada Kedua belas rasul itu (seperti yang ia tulis dalam 14:4, 14) dan menyertakan Yakobus. Ingatlah bahwa makna kata "rasul" adalah "orang yang diutus" dan dapat dipakai dalam pengertian umum ("orang yang diberi tugas oleh gereja," dll.) maupun dalam pengertian khusus untuk "Kedua belas dan Paulus."
- 21 Telah ditekankan bahwa Saulus bukan saja telah mendengar Yesus; ia juga telah melihat Yesus.
- 22 Lihat peta seri dalam pelajaran ini. Tarsus adalah kota penting. Barnabas bisa saja telah berkali-kali pergi dari Siprus ke Tarsus.
- 23 Barnabas bisa saja telah diutus oleh gereja sebagaimana belakangan ia diutus ke Antiokhia (11:22), atau bisa saja secara pribadi ia pergi ke Damsyik.
- 24 Saran lain yang telah diberikan adalah bahwa Barnabas telah mengetahui tentang Saulus secara mujizatiah (berdasarkan 13:1, Barnabas adalah seorang nabi dan/atau seorang guru yang terilham). Bagaimanapun, jika benar begitu, mengapakah para rasul tidak memakai kekuatan mereka untuk memperoleh informasi yang sama?
- 25 Jika kitab Ibrani diikut-sertakan, maka kita memiliki empat belas kitab yang ditulis oleh Paulus.
- 26 Dalam Galatia 1:22, 23 Paulus menyatakan bahwa pada saat itu ia "tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea." Yang dimaksud "jemaat-jemaat Kristus di Yudea" adalah semua jemaat di Yudea tidak termasuk jemaat yang ada di Yerusalem. Persinggahan singkat Paulus (hanya lima belas hari) tidak memberi dia waktu untuk memberitakan injil di luar Yerusalem.
- 27 Hal ini tersirat dalam fakta bahwa "Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani."
- 28 Saulus mungkin pernah bertemu Stefanus di situ untuk pertama kalinya (lihat catatan tentang 6:9, 10).
- 29 NIV menulis "berdebat," yang lebih saya sukai.
- 30 Orang yang pernah menjadi bagian suatu pergerakan namun kemudian meninggalkan dan menentangnya, orang itu biasanya lebih dibenci daripada orang-orang yang menentang pergerakan itu tetapi tidak pernah menjadi bagian dari pergerakan tersebut. Pengalaman pribadi tentang sifat kasus ini boleh juga diceritakan untuk menggambarkan kebencian orang-orang Yahudi Helenistik terhadap Saulus.
- 31 Lihat peta dan juga catatan tentang 10:1.
- 32 Lihat peta dan juga catatan tentang Tarsus.
- 33 Banyak orang mengkaitkan kejadian ini dengan kunjungan Saulus ke Yerusalem seperti yang tercatat dalam 11:27-30; 12:25, namun kita tidak punya catatan tentang penginjilan Saulus di Yerusalem pada kunjungan tersebut, juga tidak ada petunjuk bahwa pada kesempatan itu ia harus meninggalkan kota itu dengan tiba-tiba. Karena kisah di 22:17-21 bagi saya tampak sangat cocok sekali dengan 9:29, 30, maka saya menyertakannya di sini.
- 34 Lihat catatan tentang 21:26 pada edisi akan datang.
- 35 Lihat catatan tentang 10:10.
- 36 Paulus tidak pernah membiarkan ancaman mati mencegah dia melakukan apa yang ia anggap benar (band. 20:24). Mengenai mati "sebagaimana Stefanus mati," lihat 2Timotius 4:16b untuk pernyataan yang serupa dengan yang Stefanus katakan ketika ia mati.
- 37 Adegan ini pasti begitu traumatis ketika Saulus, untuk pertama kalinya sejak perubahan hidupnya, bertemu dengan ayahnya-ayah yang telah membesarkan dia untuk menjadi seorang Farisi!
- 38 Ia mungkin berhasil mengkristenkan saudarinya; paling tidak saudarinya itu tidak mengucilkan dia sebagaimana para anggota keluarga lainnya (23:16). Beberapa orang juga menganggap Roma 16:7, 11, 21 mengacu kepada "sanak saudara" dalam daging (yaitu keluarga).
- 39 Lihat peta dalam seri pelajaran ini. Tarsus terletak di Kilikia, dan Siria berbatasan dengan Kilikia di timur. Pada masa itu Siria dan Kilikia merupakan satu provinsi kerajaan yang bersatu.
- 40 Setelah Petrus memberitakan injil kepada orang non-Yahudi pertama bersama dengan seluruh isi rumahnya (Kisah 10; band. 15:7-9), lalu yang lainnya juga menginjili orang-orang non-Yahudi di Antiokhia Siria (11:20). Ketika Saulus tiba di Antiokhia, ia mungkin menginjili orang-orang non-Yahudi untuk pertama kalinya (11:25, 26). Paling tidak, perkataan Petrus di 15:7-9 mencegah Saulus untuk menginjili orang-orang non-Yahudi selama sebagian besar, jika tidak semua, waktunya di Tarsus.
- 41 Ini merupakan pelajaran penting yang Paulus harus pelajari. Sebagaimana akan kita lihat nanti, rencana Paulus tidak selalu sejalan dengan rencana Tuhan, namun ia bersedia menunggu sampai Tuhan berkata "ya" sebelum ia memulainya.
- 42 2Korintus 11:23-25. 2 Korintus ditulis dari Makedonia di penghujung perjalanan misionari ketiga (lihat catatan tentang 20:1, 2 pada edisi akan datang) sekitar dua belas tahun setelah pelayanan Saulus di Tarsus.
- 43 Kapal karam dalam Kisah 27 terjadi setelah 2 Korintus ditulis.
- 44 Di daerah itu Saulus sudah tentu sama agresifnya seperti ketika ia dahulu berada di Damsyik, tanah Arab, dan Yerusalem-dan seperti ia nantinya dalam pelbagai perjalanan misionari. Tidak sulit untuk membayangkan Saulus terus-menerus bertentangan dengan para pemimpin keagamaan.
- 45 Di sini, beberapa naskah memiliki bentuk jamak kata "gereja" (lihat KJV), namun kebanyakan naskah yang lebih tua memiliki bentuk singular-sebuah pemakaian kata "gereja" yang tidak lazim dalam kitab Kisah. Meskipun dalam tiga provinsi terdapat beberapa gereja (Galatia 1:22), namun Lukas memandang semua umat Kristen di Palestina sebagai terdiri dari "[satu] gereja " di daerah itu.
- 46 Kita belum secara khusus menyinggung tentang penginjilan di Galilea. Penginjilan di situ mungkin dilakukan oleh murid-murid yang terpencar-pencar (8:1, 4).
- 47 NIV punya gagasan yang tepat saat mengatakan, "Kemudian Gereja ... menikmati masa damai." (Huruf miring oleh saya.) Setan tidak akan membiarkan gereja tanpa gangguan untuk waktu yang lama. Dalam konteks ini, pemikiran utamanya sepertinya adalah bahwa gereja "menikmati kedamaian" sebab sang kepala penganiaya telah dikristenkan. Kemungkinan juga ada petunjuk bahwa gereja itu menikmati kedamaian sebab Saulus telah meninggalkan tempat itu (meninggalkan orang-orang Yahudi Helenistik tanpa target).
- 48 Orang Kristen dibangun lewat Firman (20:32). Masa itu adalah masa damai, namun bukan masa untuk berpuas diri. "Mereka menggunakan kesempatan itu untuk memperbaiki dan menguatkan layar mereka sebelum badai selanjutnya mulai menerjang" (Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 [Wheaton, Ill.:Victor Books, 1989], 442).
- 4
- 9 Lihat Amsal Sulaiman 1:7; 9:10; 10:27; 14:27; Pengkhotbah 12:13.
- 5
- 0 Ini mungkin mengacu kepada penghiburan dan do rongan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri setiap orang Kristen. Lihat "Apakah Yang Roh Kudus Lakukan?" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III." 5
- 1 Periksalah kembali pelbagai saran yang diberikan dalam pelajaran ini dan sebelumnya.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) MEMPERTARUHKAN SEGALANYA UNTUK TUHAN(21:1-17)
Pada suatu ketika saya pernah punya pikiran bahwa saya ingin punya kemampuan untuk melihat masa depan; ...
MEMPERTARUHKAN SEGALANYA UNTUK TUHAN(21:1-17)
Pada suatu ketika saya pernah punya pikiran bahwa saya ingin punya kemampuan untuk melihat masa depan; namun setelah direnungkan, saya memutuskan bahwa kemampuan seperti itu bisa lebih merugikan daripada menguntungkan. Apa jadinya seandainya saya telah tahu sebelumnya setiap tragedi yang akan menimpa hidup saya? Sangat sulit untuk tidak membiarkan pengetahuan seperti itu merusak kegembiraan saya atas masa kini.
Selagi Paulus menuju Yerusalem, ia sudah mengetahui dengan pasti satu hal tentang masa depannya: Di akhir perjalanan misionari ketiganya, akan timbul persoalan! Ketika ia dari Korintus menyurati jemaat Roma, ia memberitahu mereka tentang perjalanannya ke Yerusalem dan membuat permohonan ini: "Aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku, supaya aku terpelihara dari orang-orang yang tidak taat di Yudea" (Roma 15:30, 31b). Ketika ia mengucapkan salam perpisahan kepada para penatua Efesus di Miletus, ia berkata:
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku (Kisah 20:22, 23).
Paulus sudah tahu bahwa ia sudah pasti akan ditangkap dan bahkan kemungkinan dibunuh (21:13) saat ia mencapai Yerusalem. Lalu, mengapakah ia tetap pergi? Ia yakin bahwa kepergiannya itu adalah kehendak Allah (19:21; 20:221)—dan ia rela mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan.
Dalam pelajaran ini, kita akan melihat akhir perjalanan Paulus ke Yerusalem dan tekanan yang terus meningkat sejalan dengan semakin dekatnya ia ke kota itu. Dalam perjalanan pelajaran kita ini, kita akan mengamati mengapa Paulus rela mempertaruhkan segalanya untuk Tuhan—dan mengapa kita juga harus rela.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 21:1-17)
Untuk tingkat tertentu, melakukan kehendak Allah selalu mengandung resiko. Allah tidak pernah memberi tugas yang mudah. Agam...
KESIMPULAN (KIS 21:1-17)
Untuk tingkat tertentu, melakukan kehendak Allah selalu mengandung resiko. Allah tidak pernah memberi tugas yang mudah. Agama Kristen bukanlah untuk orang pengecut. Tidak seperti resiko bohongan yang ditanggung oleh para pencari ketegangan yang kelelahan, pada akhirnya resiko yang ditanggung untuk Allah bukanlah resiko sama sekali—sebab ia tidak pernah meninggalkan kita dan selalu bekerja di belakang layar. Kita baca,
Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:15b, 6).
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Bahkan jika hidup Anda terancam sebagaimana Paulus, Anda dapat menghadapi kematian dengan keyakinan bahwa "Anda akan menerima sambutan meriah ke dalam kerajaan kekal Tuhan kita dan Yesus Kristus Juruselamat" (2 Petrus 1:11; NIV). Jika Anda adalah orang Kristen yang setia, Anda tidak bisa kalah.
Tahukah Anda resiko paling mengerikan yang orang bisa tanggung? Resiko itu adalah menolak mentaati kehendak Allah! Beberapa dari Anda tahu bahwa Allah mau Anda mengakui iman Anda kepada Yesus dan dibaptiskan—namun banyak teman yang berusaha untuk menghalang-halangi Anda, sebagaimana teman-teman Paulus berusaha untuk mencegah dia pergi ke Yerusalem.
Jangan pernah, jangan pernah biarkan siapa saja mengalihkan Anda dari kehendak Allah untuk hidup Anda. Jangan pertaruhkan jiwa kekal Anda! Taatilah Tuhan sekarang juga.
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Jika Anda memakai pelajaran ini dalam ruang kelas, Anda mungkin senang memakai penarik perhatian ini: Bawalah sebuah sabuk/ikat pinggang ke dalam kelas (semakin lebar semakin baik). Angkat ke atas sabuk itu di awal pelajaran dan katakan, "Sabuk ini melambangkan hal yang berlainan bagi orang-orang yang berbeda. Untuk seorang pria, ini adalah alat untuk menyanggah celananya. Untuk seorang anak, sabuk itu bisa melambangkan hukuman orang tua. Bagaimanapun, untuk Paulus sabuk itu adalah simbol pemenjaraan!" Tunjukkanlah bagaimana Agabus menggunakan sabuk Paulus.
CATATAN KHOTBAH
Jika Anda tidak memakai pelajaran yang berjudul "Untuk Apakah Anda Rela Mati?" pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian II," maka pelajaran itu bisa digunakan dalam kaitannya dengan pelajaran ini dan dijudulkan "Untuk Apakah Anda Sedang Rela Mati?" Selama bertahun-tahun manusia sudah rela mati untuk pelbagai sebab yang hebat (dan tidak begitu hebat). Paulus rela mati untuk membawa kedamaian di antara saudara-saudara. Tanyailah pendengar Anda, "Untuk Apakah Anda Sedang Rela Mati?"
CATATAN DARI PENULIS
Baru-baru ini saya membaca tentang Bill Borden, anak laki-laki dari sebuah keluarga kaya. Ketika ia memutuskan untuk pergi ke Cina sebagai seorang misionaris, teman-temannya menganggap dia sudah gila. Ketika ia terkena penyakit dalam perjalanannya ke Cina dan akhirnya mati, mereka mengira ia telah menyia-nyiakan hidupnya. Namun begitu, di sisi tempat tidurnya, mereka menemukan tulisan ini: "Tidak setengah-setengah, tidak undur, dan tidak menyesal."
Paulus tentunya akan bisa memahami perasaan itu. Dalam edisi ini, kita akan melihat rasul itu dipenjarakan, dianiaya, dan sebagian besar dijauhkan dari pekerjaan yang ia cintai; namun ia tidak menyerah. Apapun keadaannya, ia tetap setia kepada Tuhannya.
Bagian terakhir dari Kitab Kisah yang akan kita pelajari dalam buku ini telah sangat diabaikan sekali. Hanya sedikit pelajaran yang dikhotbahkan dari pasal-pasal ini. Pada suatu ceramah tentang Kitab Kisah di sebuah universitas Kristen, para penceramah yang mengupas kitab itu tidak sampai pada pasal 23. Namun begitu, saya mau menyatakan bahwa dalam beberapa hal, bagian Kitab Kisah ini adalah salah satu yang paling penting. Sebelum masa ini, Paulus dan yang lainnya bisa saja telah terbawa oleh perasaan gembira dan kegiatan yang hirup-pikuk. Ujian nyata bagi seorang Kristen tiba ketika kegembiraan lenyap dan langkah melambat. Dalam adegan ini Paulus memperlihatkan dirinya sebagai "orang yang tidak akan menyerah." "Tidak setengah-setengah, tidak undur, dan tidak menyesal."
Pelajaran yang kita semua perlu pelajari dari pasal-pasal terakhir ini adalah "hendaklah setia" kepada Tuhan —apapun persoalannya (Wahyu 2:10).
David Roper, TfT, Rekan Editor
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat catatan tentang Kisah 19:21 dan 20:22.
2 Paulus kadang-kadang pernah digambarkan sebagai orang yang keras, suka menyendir...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat catatan tentang Kisah 19:21 dan 20:22.
- 2 Paulus kadang-kadang pernah digambarkan sebagai orang yang keras, suka menyendiri. Orang dengan sifat-sifat seperti itu tidak akan bisa menggugah hati orang lain sebagaimana hati orang-orang yang mengenal Paulus sudah digugah.
- 3 Lihat peta di halaman 160 pada buku "Kisah Para rasul, Bagian IV."
- 4 Pada waktu kunjungan Paulus, patung besar itu sudah hancur oleh gempa bumi, namun reruntuhan benda menakjubkan yang sangat besar ini masih menjadi daya tarik yang terkenal.
- 5 Lihat catatan tentang Kisah 20:16.
- 6 Kapal ini mungkin jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal yang pernah mereka tumpangi. Belakangan kapal itu perlu tujuh hari untuk membongkar muatannya (ay. 3-6).
- 7 Lihat peta di halaman 160 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 8 Dalam ayat 3 Lukas mengatakan mereka berlayar "ke Siria." Negeri Fenisia adalah sebuah wilayah dalam propinsi Romawi di Siria.
- 9 Untuk acuan lain di Perjanjian Lama bagi kota Tirus, lihatlah pelbagai ramalan Yesaya 23; Yehezkiel 26-28; Amos 1:9, 10.
- 10 Ada kemungkinan bahwa Paulus dan Barnabas bertemu dengan beberapa saudara di Tirus sewaktu mereka mengambil bantuan kebajikan dari Antiokhia di Siria ke Yerusalem (11:27-30; 12:25).
- 11 Dari sini seterusnya, Paulus tampaknya tidak pernah tergesa-gesa lagi. Anda mungkin mau mengilustrasikan hal ini dengan beberapa kesempatan dimana Anda pernah tergesa-gesa ke tempat perjanjian, hanya untuk menemukan diri Anda datang lebih awal.
- 12 Kata Yunani yang diterjemahkan "mengunjungi" menyiratkan suatu pencarian yang tekun. Kota Tirus adalah besar, dan gereja itu mungkin kecil.
- 13 Karena mereka tinggal di Tirus seminggu penuh, maka pada hari Minggu mereka ada di situ- dan oleh karenanya bisa ikut merayakan Perjamuan Tuhan (lihat catatan tentang Kisah 20:7).
- 14 Lihat catatan tentang Kisah 19:21 dan 20:22.
- 15 Lihatlah perkataan sebenarnya dari Roh dalam ayat 11. Perkataan itu meramalkan apa yang akan terjadi tetapi tidak menyuruh Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem.
- 16 Gambarkanlah keadaan ketika orang-orang Kristen yang belum pernah bertemu sebelumnya bergaul akrab sekali untuk beberapa hari-dan saat mereka berpisah dengan air mata bercucuran.
- 17 Inilah kali pertama anak-anak disebut dalam kitab Kisah dalam konteks kegiatan jemaat.
- 18 Lihat catatan tentang 20:36.
- 19 Ini pernah disebut dengan "perkumpulan doa di pantai."
- 20 Beberapa orang melihat adanya isyarat kesepian di sini-dan sebuah perbedaan yang tersirat: "'Kami naik ke kapal' berlayar menuju bencana sementara 'mereka pulang ke rumah' menuju keselamatan."
- 21 Lihat peta di halaman 160 buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 22 KJV menulis "Ako."
- 23 Beberapa orang mengira perkataan ini menunjukkan bahwa kapal itu hanya berlayar sejauh Ptolemais, oleh sebab itu Paulus dan yang lainnya meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.
- 24 Paulus tidak perlu "mencari-cari" saudara-saudara ini. Kabar tentang rute perjalanan Paulus mungkin saja telah mencapai Ptolemais pada waktu Paulus dan rombongannya tinggal di Tirus.
- 25 Lihat catatan tentang 20:4.
- 26 Karena pelbagai budaya tidak sama dalam menilai apa yang dianggap keramah-tamahan dan pembebanan, maka hal ini mungkin perlu disesuaikan dengan pelbagai tempat yang berbeda. Orang Kristen tidak boleh membuat diri mereka menjadi beban bagi sesama orang Kristen lainnya (Amsal 25:17), namun orang Kristen harus rela memberi tumpangan (Ibrani 13:2)!
- 27 Lihat peta di halaman 160 buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV." Lukas tidak menyebutkan apakah mereka pergi lewat laut atau lewat darat.
- 28 Lihat catatan tentang Kisah 10:1 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 29 Sebagai tambahan untuk waktu yang disinggung dalam teks (9:30; 18:22), Paulus bisa jadi telah mengunjungi Kaisarea pada perjalanannya dari Antiokhia di Siria ke Yerusalem dan kembali lagi.
- 30 Lukas berkata "beberapa hari." Rentang perkiraannya dari enam sampai sepuluh hari.
- 31 Beberapa orang mengacukan ketujuh orang dalam Kisah 6 sebagai "diaken-diaken pertama." Namun Lukas sekedar menyebut mereka "ketujuh orang."
- 32 Ketika saya masih kanak-kanak, istilah "penginjil" sering dipakai untuk mengacu kepada orang yang pergi ke sana ke mari untuk memberitakan injil-berbeda dengan "pengkhotbah," yang menetap di satu tempat. Pada akhirnya, Filipus telah menjadikan Kaisarea sebagai tempat tinggalnya selama dua puluh tahun lebih dan tetap dikenal sebagai "penginjil."
- 33 Bandingkanlah istilah penggambaran ini dengan "Yohanes Pembaptis"; "Simon penyamak kulit"; dll.
- 34 "Penginjil" adalah istilah kesukaan saya untuk mengacu kepada pemberita injil penuh waktu. Bagi saya, istilah itu lebih pasti dibandingkan "pengkhotbah" atau "pendeta."
- 35 Tidak ada petunjuk bahwa Lukas sedang menyarankan suatu kesucian khusus berdasarkan fakta bahwa mereka itu tidak kawin. Orang-orang ini bukanlah para "biarawati yang pertama."
- 36 Lihat "Nabi" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 37 Lihat juga 1Timotius 2:12.
- 38 Catatan Lukas ini bisa jadi sekedar rincian yang ditambahkan oleh seorang saksi mata tanpa punya niat apa-apa.
- 39 Karena Lukas mengakhirinya dengan keberadaan Paulus di Roma, ia mungkin tetap dekat dengan Paulus selama pemenjaraannya di Palestina. Demikianlah ia mungkin meluangkan banyak waktu di atau dekat Kaisarea.
- 40 Untuk contoh-contoh Perjanjian Lama, lihat 1Raja-raja 11:29-31; 22:11; Yesaya 20:2-4; Yeremia 13:1-11; 27:1-11; 28:1-17; Yehezkiel 4; 5:1-4; Zakaria 11:7-14.
- 41 KJV menulis "girdle [korset]." Sebuah sabuk kulit atau balut kain [angkin] yang dipakai untuk "mengencangkan" pakaian bagian luar dan mengikatnya ke tubuh.
- 42 Paulus, tentunya, tidak mati di Yerusalem; namun ia memang siap untuk mati jika itu kehendak Allah. Untuk ungkapan serupa, lihat perkataan Ester dalam Ester 4:16.
- 43 Saya tidak sedang mengatakan Anda harus jangan pernah mendengarkan pertimbangan dan nasihat teman-teman (Amsal 24:6), khususnya teman-teman Kristen. Sebelumnya, Paulus telah sering menuruti nasihat teman-teman Kristen yang mendesak dia untuk menjauhi pelbagai situasi yang berbahaya (sebagai contoh, 19:30, 31). Namun begitu, dalam kesempatan ini, teman-teman Paulus meminta dia untuk tidak mentaati Allah. Jangan pernah biarkan siapa saja, bahkan teman karib sekalipun, mencegah Anda untuk melakukan apa yang Allah mau Anda lakukan.
- 44 Lihat catatan tentang Kisah 18:21.
- 45 Sebuah ilustrasi pribadi dapat dipakai untuk menggambarkan sebuah kejadian ketika seseorang diminta untuk menghentikan sebuah proyek yang dimulai oleh orang lain-dan akibatnya timbul bencana. Umumnya, mereka yang diminta untuk "menggantikan" tidak punya semangat juang yang sama untuk melakukan pekerjaan itu. Tidak seperti orang yang memulai proyek itu.
- 46 Siprus adalah pulau dimana Paulus dan Barnabas memulai perjalanan misionari pertama mereka. Manason ini kelihatannya seorang Yahudi Helenistik yang lebih memungkinkan untuk mengundang Paulus dan bangsa non-Yahudi ke rumahnya dibandingkan dengan orang Yahudi Palestina.
- 47 Ini adalah satu-satunya tempat kita membaca tentang Manason. Lukas mungkin menyebut dia sebagai "sudah lama menjadi murid" untuk menunjukkan bahwa ia adalah salah satu anggota utama gereja di Yerusalem yang punya rumah di kota itu-atau mungkin Lukas menyebut hal itu sebab ia merupakan sumber cerita bagi dua jilid kitab Lukas (Lukas 1:3)-atau bisa saja hanya sekedar rincian tanpa makna khusus.
- 48 Pengaturan untuk ini mungkin telah dirancang pada waktu "beberapa hari" yang Paulus dan lainnya luangkan di Kaisarea (ay. 10). Dalam ayat 16 timbul beberapa kesulitan teks. Beberapa naskah menyiratkan bahwa Manason datang ke Kaisarea dari Yerusalem dan kemudian menemani rombongan itu kembali ke Yerusalem (lihat KJV); naskah lainnya menyatakan bahwa para musafir itu bermalam bersama Manason di tengah perjalanan ke kota Yerusalem. Pelbagai perbedaan itu tidak mempengaruhi inti kisah itu.
- 49 Bukan hal yang aneh bagi orang non-Yahudi datang ke perayaan itu (Yohanes 12:20). Bagian luar pelataran Bait Allah yang luas disebut "Pelataran/serambi non-Yahudi." Namun begitu, kecuali orang non-Yahudi itu adalah orang yang "takut akan Allah," atau dalam proses menjadi mualaf Yahudi, ia akan dicurigai berada di Yerusalem. 50 Karena keponakan Paulus disebut belakangan (23:16), beberapa orang berspekulasi bahwa saudara perempuan Paulus memiliki sebuah rumah di Yerusalem dan Paulus bisa saja telah tinggal bersama dia. Kita tidak tahu apakah hal ini benar begitu.
- 51 Lihat juga Lukas 9:53; 13:33; 18:31; 19:11, 28.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi